Kolom Ganggas Yusmoro: KEMANUSIAAN SEORANG AHOK

Jujur saya terkejut ketika seorang anak ABG yang ijazahnya “disandera” oleh pihak sekolah. Gak habis pikir, kenapa seorang anak (yang belum ngerti apa-apa soal politik, yang pikirannya belum terkontaminasi oleh hiruk pikuk soal penistaan agama), ketika menemui kesulitan, yang “disambati” justru seorang Ahok?

Ya, inilah bukti bahwa kebenaran, nilai kemanusiaan serta suara kebaikan akan selalu menembus ruang dan waktu. Nilai itu akan membelah dan bahkan tidak akan bisa disekat. Tidak akan bisa dibendung. Tidak akan bisa dihalangi oleh tembok yang namanya RASIS.







Kenapa Harus sambat pada seorang Ahok? Kenapa bukan kepada ustadz-ustadz yang selalu bercerita tentang indahnya surga? Kenapa bukan kepada para pembela agama?

Sejatinya, alam pikiran seorang anak adalah sebuah pemikiran yang murni. Yang timbul karena sang anak yang mengalami kesulitan merasa yakin meski seorang Ahok hidup berada di balik terali besi, anak ini merasa yakin, yakin seyakin-yakinnya bahwa Pak Ahok akan memberi solusi. Inilah bukti nilai kemanusiaan seorang Ahok.

Ketika surat balasan Ahok menjadi viral, dan sekolah dimana Ijasah sianak yang tadinya “ditahan” lalu membuat klarifikasi bahwa ijazah sudah diserahkan bukan karena surat Ahok, seorang penjual kopi yang bernama mbak Ngatemi berujar begini:

“Kenapa pihak sekolah berkelit ya, Mas? Kenapa tidak mau jujur bahwa pihak sekolah mau menyerahkan ijasah karena surat Pak Ahok? Toh mereka adalah para guru yang harusnya digugu dan ditiru.”

Saya mendekat. Kubayar kopi sambil berbisik:

“Jangankan hanya seorang guru. Lha, wong tokoh agama saja jika tersangkut kasus susah untuk jujur dan kesatria.”







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.