Kolom Ganggas Yusmoro: ENTE USTADZ APA SETAN?

Siapapun tahu bahwa diturunkannya agama, agama apapun juga bertujuan memperbaiki akhlak manusia. Memperbaiki sikap dan perilaku manusia. Yang tadinya dunia gelap gulita jadi terang benderang oleh agama. Sehingga, diharapkan dengan agama, hidup manusia lebih tenteram dan damai.

Siapapun tahu, setan dan iblis juga pinter. Juga bisa ndalil. Namun, karena setan dan iblis mbalelo dengan perintah Tuhan, si setan kerjanya menjerumuskan manusia. Menyesatkan manusia. Maka setan tanpa kenal lelah, tanpa dibayar. Gratis. Selalu bersemangat memprovokasi manusia. Memprovokasi apa saja. Sehingga, jika terjadi keributan antar manusia, sukur-sukur manusia saling membenci. Bila perlu saling membunuh. Siapa yang paling diuntungkan? Ya, setan.







Siapapun tahu, ustadz itu adalah manusia yang mewakili nabi untuk syiar agama. Nabi itu welas asih. Nabi itu sangat menghargai sesama meski berbeda golongan. Lalu, jika ada ustadz yang suka marah-marah, yang suka mengkofar-kafirkan golongan lain, apakah itu welas asih? Apakah itu menghargai sesama? Lalu, jika demikian, ente sebagai ustadz apa setan?

Siapapun tahu, Tuhan sengaja menciptakan manusia bersuku-suku. Berbangsa-bangsa. Bergolongan-golongan. Lalu, apakah manusia bisa memilih LAHIRnya di mana dan bangsanya apa? Tidak, bukan? Dengan perbedaan, manusia bisa saling melengkapi. Bisa saling belajar. Bisa saling mengisi. Indah, bukan?

Jika ente mengatakan salah satu ras adalah setan, ente ustadz apa setan?

Siapapun tahu, ustadz itu mengajar agama. Untuk apa? Agar manusia hidup damai, tenteram dan bisa mengelola ego dan emosi. Jika ente sebagai ustadz kerjanya malah bikin suasana panas. Memprovokasi. Merusak tatanan yang sudah baik seperti halnya tanda plus pada palang merah engkau katakan itu tanda salib. Itu kan memancing keributan? Jadi, ente itu ustadz apa setan?

Siapapun tahu, ustadz itu mengajarkan agar akhlak manusia lebih baik. Kenapa ente malah selalu membuat gaduh dengan menebar kebencian terhadap pemerintah? Kenapa tidak pernah mengkritisi anggota DPR yang makan gaji buta? Kenapa tidak bersuara lantang dan keras mengutuk para maling dan bandit uang rakyat? Kenapa tidak mengeluarkan fatwa agar para koruptor terpucat-pucat dengan dalil yang engkau sampaikan? Toh Korupsi justru lebih merusak sendi-sendi berbangsa dan negara.

Jika ente malah menjadi tukang kompor, ente itu ustadz apa setan?








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.