Kolom Juara R. Ginting: SIAPA BAGUSNYA PENDAMPING DJAROT UNTUK PILKADA SUMUT? (Bagian 1)

Menurut janjinya, Ketua Umum PDIP akan mendeklarasikan besok [Minggu 7/1] pasangan Cagubsu dan Cawagubsu yang diusung oleh partainya untuk Pilkada Sumatera Utara 2018 ini. Siapakah dia gerangan orangnya yang mendampingi Djarot?

Santer disebut-sebut nama Ngogesa Sitepu alias Tongat Ngaring yang sekarang masih menjabat sebagai Bupati Kabupaten Langkat untuk kali ke dua (2 periode berturut-turut).

Santernya nama ini terutama sekali setelah fotonya muncul di media bersalaman bersama Sekjen PDIP (Hasto Kristiyanto) di Kantor DPP PDIP, Jakarta. Beberapa waktu yang lalu, Ngogesa menarik mundur pencalonannya berpasangan dengan Balon Gubsu incumbent (Tengku Eri Nuradi). Tak lama kemudian, Partai GOLKAR mencabut dukungan pencalonan Tengku Eri sepenuhnya, sehingga hampir bisa dipastikan Tengku Eri tidak akan maju pada Pilkada kali ini (barusan terdengar pula kabar dia maju menggantikan JR Seragih diusung oleh Partai Demokrat).







Nama-nama lain yang santer mendampingi Djarot adalah Sihar Sitorus (putra Alm. D.L. Sitorus), Brigjen TNI (Purn.) Dr. Hj. Nurhajizah Marpaung SH MH (Wagubsu sekarang), dan Abdon Nababan. Ketiga nama ini sepertinya turut dipertimbangkan mengingat hingga saat ini belum ada satupun nama dari Suku Batak yang mencuat.

Mari kita tinjau satu per satu balon-balon yang kemungkinan sangat besar akan menjadi calon resmi saat ini.

Edi Rahmayadi yang mantan Pangkostrad akan berpasangan dengan Musa Rajeckshah. Ketika saya coba tanyakan di sebuah grup facebook, orang apakah Musa Rajeckshah ini (?), jawaban yang saya terima adalah Afghanistan dan ada juga yang mengatakan Pakistan atau Taliban. Itu tandanya dia tidak punya basis suku kecuali agama (Islam) di Sumut. Dia berasal dari Keluarga Shah yang menguasai berbagai posisi penting di Sumut/ Medan; baik secara finansial/ ekonomis maupun massa dan popularitas. Asumsi kita adalah bahwa dampingan Musa Rajeckshah dibutuhkan untuk topangan dana kampanye dan massa (Ormas Pemuda Pancasila).

J.R. Seragih diberkati oleh keluarga dari pihak ibu dengan cara tradisi Suku Karo.

Lain halnya dengan pasangan J.R. Seragih dan Ance Selian yang merupakan Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Merga Selian yang disandangnya menunjukkan dirinya adalah seorang dari Suku Alas (Aceh Tenggara) yang sejak Pre Kolonial sudah punya hubungan kekerabatan dengan merga Solin di Suku Pakpak dan Sebayang di Suku Karo. Dia diharapkan membantu J.R. mendulang suara dari orang-orang Pakpak dan Karo yang beragama Islam serta orang-orang Aceh lainnya yang tinggal di Medan. Berbeda dengan keluarga Shah yang diharapkan menopang Edi Rahmayadi dengan dana dan Ormas, Ance sepertinya diharapkan oleh J.R. hanya untuk memenuhi syarat dukungan partai dalam mencalonkan diri.

Nah, siapakah yang akan mendampingi Djarot? Dari nama-nama yang muncul ke publik, sepertinya tidak ada pilihan lain daripada Ngogesa Sitepu.

Soalnya, sendirian PDIP tidak memenuhi syarat mencalonkan Calon Gubernur. Mencuatnya nama-nama Sihar Sitorus, Brigjen TNI (Purn.) Dr. Hj. Nurhajizah Marpaung SH MH, dan Abdon Nababan menurut dugaan saya adalah karena, hingga saat ini, tidak ada dari Suku Batak yang muncul sebagai Balon Gubernur maupun Balon Wakil Gubernur. Edi Rahmayadi adalah Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatra) (istilah lebih halus dari istilah lama Jadel [Jawa Deli] atau Jakon [Jawa Kontrak]). J.R. Seragih adalah dari Suku Simalungun (ayah) ibunya dari Suku Karo dan istrinya juga dari Suku Karo.




Bila Ngogesa Sitepu yang mendampingi Djarot, maka kali ini Pilakada Sumut kosong dari Suku Batak, karena Ngogesa Sitepu adalah dari Suku Karo dan istrinya dari Suku Jawa.

Dr. Hj. Nurhajizah Marpaung SH MH memang seorang dari Suku Batak asli, tapi dia beragama Islam. Bagi orang-orang Batak (Toba, Samosir, Humbang, Silindung), seseorang yang bukan Kristen apalagi Islam sudah tidak sepenuhnya lagi Batak. Sihar Sitorus dan Abdon Nababan sangat ideal mewakili Suku Batak karena mereka asli Batak dan beragama Kristen pula. Tapi, adakah partai yang akan menganggap mereka sebagai calon partai untuk menambah suara dukungan PDIP mencalonkan Djarot?

Edi Rahmayadi

Mungkin pertanyaan-pertanyaan di atas yang terus digodok malam ini oleh para petinggi dan pakar-pakar strategi PDIP sambil menunggu “berita terbaru” untuk perkembangan baru mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh PDIP dan para calon balon yang antara lain: Seberapa besar berani menjanjikan dana kampanye, apa kata Ketua Partai pendukung, dan lain sebagaintya.

Kesertaan Ngogesa, misalnya, tidak sederhana karena ini menyangkut koalisi atau tidak berkoalisi antara PDIP dengan GOLKAR untuk Pilpres 2019 serta bagaimana pula mimik wajah Jusuf Kala yang secara politis kawan karib dengan Keluarga Shah, khususnya di dalam kepengurusan Palang Merah Indonesia (PMI). Soal topangan dana, kita percaya Ngogesa adalah juga sumber dana yang bukan main-main.

Di Bagian Ke 2 saya rencananya akan mendiskusikan untungnya bila Ngoges Sitepu mendampingi Djarot dan lebih menguntungkan lagi bila putri Ngogesa yang muda belia itu mendampingi Djarot. Akan tetapi, oleh adanya berita terkhir kemungkinan posisi J.R. Seragih yang diusung oleh Partai Demokrat akan digantikan oleh Tengku Eri Nuradi, Bagian 2 akan membahas ulang kemungkina percaturan dan sungguh, menurut hemat saya, semakin tepat orangnya Ngogesa Sitepu atau putrinya yang mendampingi Djarot.

BERSAMBUNG

Foto Header: Ngogesa Sitepu bersama Sekjen PDIP










Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.