Kolom Sanji Ono: HILANGKAN FANATISME BUTAMU, KAWAN!

Dari kemarin di timeline gua berseliweran status soal Isu Perceraian Ahok dengan istrinya Veronika Tan. Awalnya pengen No Comment n Skip semua status-status yang lewat, tapi lama-lama kok nggak tahan juga kalau ngak komentar. Apalagi melihat sebagian temen-temen yang dulu mendukung Ahok mulai banting setir untuk tidak mendukung dengan alasan karena Ahok sudah bercerai.

Walau saya masih bingung apa hubungannya antara masalah pribadi dengan sikap politik.

Kita tentu miris melihat keadaan ini, pembenci Ahok bersorak kegirangan mendengarnya. Mereka seperti anak TK mendapatkan mainan favoritnya untuk berkata: “Inilah Karma Allah untuk Ahok.”




Coba pakai logika waras. Lah, bukannya selama ini mereka teriakin Ahok kafir? Berarti kan Agama dan Tuhannya juga udah beda. Terus, kok bisa kena karma, dari mana jalannya, coba?

Lebih miris lagi ada oknum temen-temen Nasrani yang akan mencabut dukungan untuk Ahok bila alasan perceraiannya nanti karena Ahok menjadi Mualaf alias masuk Islam. Tahukah teman, saya dan teman-teman muslim lainnya selama ini berteriak lantang mendukung Ahok bukan tak tahu kalau Ahok itu seorang Protestan. Timbul pertanyaan: “Kan udah tau beda agama, kenapa tetap didukung?”

Yup! Kami hanya mencoba untuk bersikap adil dalam menilai. Kami tak perduli Ahok beragama apa, selama kami temukan kejujuran, ketegasan dan keberanian melawan arus untuk membawa perubahan yang baik pasti kami dukung. Masalah agama biarlah itu urusan pribadi Ahok dengan Tuhannya.

Jadi, untuk temen-temen yang ingin mencabut dukungan karena alasan perceraian atau karena alasan pindah agama, tahukah kalian, kalian itu nggak ada bedanya dengan BANI MICIN? Membenci seseorang hanya faktor ketidaksukaan. Kalian mematikan semua logika sehat soal semua prestasi yang pernah Ahok perbuat, soal pengobanan-pengorbanan yang sudah dia lakukakn untuk negeri ini.

Akhir kata, sebelum menghujat orang lain cobalah berdiri di depan cermin dan bertanyalah dalam hati: “Sudah benerkah rumah tangga kita? Sudah benerkah kita? Apa yang sudah kita perbuat untuk negeri ini? Apakah sudah sama dengan apa yang telah diperbuat Ahok?”








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.