Menkeu (Sri Mulyani) Segera Evaluasi Bunga Kredit UMi

JEBTA B. SITEPU. MEDAN – Menteri Keuangan RI (Sri Mulyani Indrawati) segera mengevaluasi suku bunga Kredit Ultra Mikro (UMi) karena dinilai masih terlalu tinggi dibandingkan suku bunga kredit lainnya. Hal ini bertujuan agar semakin besar dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Diakui suku bunga UMi sedikit lebih besar dari kredit lainnya seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang sebesar 9%,  karena ada biaya pendamping dari pemberi kredit. Ini salah satu yang sedang kita pikirkan dan dievaluasi,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat meninjau program Pembiayaan UMi di Belawan kemarin [Selasa 16/1].




Menkeu mengatakan hal ini usai meninjau dan berdialog dengan para nasabah penerima Kredit UMi dari PT Pegadaian dan PT Penanaman Modal Madani di kawasan Belawan. Turut hadir dalam kesempatan itu, Walikota Medan (Dzulmi Eldin), Kepala Biro Keuangan dan Aset Dearah Provsu (Agus Tripriyono), Kepala Dinas Perikanan dan Kelauatan Sumut (Zoni Waldi), Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut (M Zein), Kepala Kanwil Bea Cukai Sumut (Oza Olivia), Kepala Perwakilan BI Sumut (Arief Budi Santoso), perwakilan OJK dan lainnya.

Menurut Menkeu, hasil evaluasi terhadap Kredit UMi yang diuji coba pada 2017,  kredit itu sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga pemerintah di tahun 2018 ini menaikkan anggaran Kredit UMi dari APBN menjadi sebesar Rp 2,5 Triliun dari Rp 1,5 Triliun di tahun 2017.

Progran UMi, ujar Sri Mulyani, memang hadir untuk membantu masyarakat yang selama ini  sulit mendapatkan akses terhadap permodalan dengan bunga rendah. Terutama akses permodalan dari perbankan dengan jumlahnya di bawah Rp10 juta.

Langkah itu dilakukan pemerintah  karena selama ini banyak usaha ultra mikro yang memperoleh melalui sumber permodalan dari rentenir dan sebagainya dengan bunga cukup besar sehingga menyulitkan pengusaha.

“Pemerintah menilai UMi itu perlu ditingkatkan karena melihat masyarakat yang menerima kredit adalah untuk membantu perekenomian keluarga,” katanya.




Upaya untuk membantu perekonomian keluarga itu dinilai sesuatu yang sangat luar biasa karena bukan hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga bisa mendorong perekonomian daerah/ nasional.

“UMi memberikan ‘feed back’ yang positif dimana masyarakat yang meminjam, kebanyakan bisa melakukan pembayaran secara lancar,” katanya.

Sri Mulyani menegaskan, pembayaran yang lancar akan sangat menguntungkan masyarakat, karena kredit itu merupakan dana bergulir. Kredit ini tidak lagi dikembalikan ke negara tapi akan terus bergulir kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Salah seorang nasabah Kredit Ultra Mikro PT Pegadaian (Siti Khadijah) mengaku,  pinjaman walau hanya maksimal Rp 10 juta itu sangat berarti bagi usaha pembuatan ikan asin keluarganya.

“Kalau dapat kredit, jumlah ikan yang bisa dibeli bisa semakin banyak sehingga keuntungan semakin besar pula,” katanya.

Dia memberi contoh, sebelum mendapat kredit dari Pegadaian, mereka hanya bisa membeli rata-rata 100 – 200 kg per masing – masing jenis ikan per hari. Sementara dengan ada kredit, bisa menjadi rata-rata 500 kg.

“Semakin merasa diuntungkan karena selain mudah mendapatkannya juga bunga kreditnya lebih rendah dibandingkan kalau minjam ke rentenir,” katanya.

Dia mengaku untuk mendapatkan kredit ultra mikro Pegadaian, hanya dibutuhkan alamat jelas dan ada usaha yang jelas juga. Tahun 2017  dia mengaku mendapat pinjaman Rp 10 juta dan dengan banyak stok, perputaran uang usaha ikan asin yang sudah dilakukan suaminya sejak 1998 itu semakin cepat dan besar.

“Alhamdulillah belum pernah nunggak cicilan per bulannya,” katanya tanpa menyebutkan bunga kredit UMi itu dengan alasan tidak ingat pasti.










Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.