Kolom Asaaro Lahagu: MULDOKO KEPINGAN HILANG JOKOWI

Dua tahun lalu, saya mengharapkan Muldoko masuk dalam Kabinet Jokowi. Mengapa? Netralitas Muldoko sudah terbukti saat Pilpres 2014 lalu. Muldoko benar-benar menjaga diri untuk tidak bermain api Politik. Muldoko jelas tidak seperti Gatot yang terlihat asyik menyenggol-nyenggol politik.

Etos kerja dan integritas seorang Muldoko jauh lebih mumpuni. Ia tidak banyak bicara, tetapi ia fokus kerja. Itulah sebabnya ketika sudah pensiunpun, Jokowi masih menunda pergantian dirinya sebagai panglima TNI. Berbeda dengan Gatot yang masih belum pensiun, sudah buru-buru diganti.




Lalu, apa tujuan Jokowi merekrut Muldoko sebagai KSK? Selain lebih dekat untuk bersinergi soal kedaulatan pangan, karena Muldoko ketua HKTI, juga ada 3 tujuan lainnya.

Pertama, untuk menaklukkan SBY. Muldoko adalah anak kesayangan SBY. Dengan masuknya Muldoko, SBY tidak sembarangan lagi menyindir Jokowi atau rajin bersiulan di Twitter. Atau minimal tidak lagi melempar perlawanan sampai lebaran kuda. Syukur-syukur lebih mesra lagi seperti saat menggolkan Perpu Ormas itu. Alasannya, ada anak kesayangannya di rangkulan Jokowi.

Ke dua, terlalu riskan mempertahankan Teten Masduki sebagai KSK. Jokowi terbukti kalang kabut ketika diserang dengan isu PKI lewat sosok Teten. Teten selama ini menjadi bulan-bulanan kaum radikalis dengan serangan isu PKI. Dengan masuknya Muldoko, isu PKI akan mudah diuapkan menjelang Pilpres 2019. Mengapa? Karena militer adalah musuh PKI. Ketika Muldoko masuk, maka isu murahan PKI bisa dihadang oleh Muldoko.

Ke tiga, Prabowo di Pilpres 2019 akan mengulangi kesuksesan di DKI memakai isu agama dengan menunggangi para pendemo dengan nomor Togel. Namun, hal itu cukup. Untuk mengalahkan Jokowi, Prabowo nampaknya akan ngotot merangkul militer. Sudrajat dan Edy adalah dua jenderal yang didukung Prabowo dalam Pilgub. Jelas untuk mengimbangi taktik Prabowo itu, Jokowi juga merangkul Muldoko dan Agung Gumelar yang keduanya berlatar belakang militer.

Di luar dari 3 alasan di atas, Jokowi sekarang baru menyesal mengapa ia tidak merekrut Muldoko dari awal. Kalau saja ada Muldoko, mungkin Jokowi tidak menghabiskan banyak energi bertahan selama ini.




Jika Jokowi melihat Muldoko hanya sebagai anak kesayangan SBY, itu berarti Jokowi telah menyia-nyiakan sumberdaya Muldoko. Padahal sosok Muldoko sangat penting untuk mengimbangi Gatot yang bermain politik saat masih panglima TNI.

Tetapi syukurlah Jokowi masih tetap kuat hingga kini walau digoyang oleh demo 212. Dan di waktu tenang, saat masuknya Muldoko, itu tetap akan menambal lubang menganga di lini pertahanan Jokowi.

Walau terlambat, saya lihat posisi Muldoko tetap menjadi sangat penting dalam konsolidasi strategis Jokowi menjelang Pilpres 2019 mendarang. Muldoko pengisi kepingan hilang dari kekuatan Jokowi.

Salam air kencing onta penemuan mutakhir abad ini.










Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.