Kolom Daud Ginting: DJAROT UNDER COVER FOR SUMUT

Ada trend menarik prilaku memilih publik Sumatera Utara di balik majunya H. Djarot Syaiful Hidayat dalam kontestasi Pemilihan Gubernur.

PERTAMA, Kehadiran Djarot membangkitkan gairah masyarakat mengikuti proses Pilkada kali ini, dimana figur Djarot menjadi buah bibir dan pembicaraan hangat di tengah masyarakat. Ini fenomena menggembirakan karena akan meningkatkan antusiasme memberikan suara pemilih nantinya.

KE DUA, H. Djarot menjadi figur yang dianggap mampu memberi harapan (The Hope) sebagai Gubernur yang akan membawa perubahan atmosfir tata kelola pemerintahan Sumatera Utara.




Image buruk Sumatera Utara selama ini yang identik dengan Semua Urusan Melalui Uang Tunai dan pemerintahan daerah sarat korupsi diharapkan di tangan Djarot akan berubah menjadi salah satu Provinsi terbaik di Indonesia. Harapan masyarakat selaras dengan tagline yang diusung pasangan H. Djarot-Sihar, SUMUT = Semua Urusan Mudah dan Transparan.

Tidak ada luka yg tidak dapat diobati,jika kita terus berusa untuk berjuang pasti luka itu akan sembuh jadi keinginan perubahan kita satu kata bagi mereka cukup hanya tempo itu mereka hadir untuk kita ….. Kawan kawan tetap semangat,mari kita bersama menghalangi dimana mereka ingin lagi melanjutkan luka yg dibohongi mereka …… DAG_bergerak bersama DAG_bekerja bersama SUMUT milik kita bersama (Foto dan teks diambil dari status FB Ketua DAG/ Demi Anak Generasi SUMUT, Fred Lumban Gaol)

KE TIGA, Djarot maju sebagai calon gubernur ternyata mampu melahirkan gerakan baru di tengah-tengah masyarakat berupa munculnya sikap gotongroyong dan inisiatif masyarakat menjadi relawan murni. Tidak digerakkan oleh pasangan calon. Relawan tumbuh dengan mandiri di luar partai politik pengusung. Sikap gotongroyong ini diwujudkan juga dalam bentuk rekening relawan mengumpulkan dana suka rela sebagai dana mandiri operasional pemenangan pasangan Djarot-Sihar dengan prinsip sukarela dari masyarakat untuk masyarakat.

Antusiasme tinggi masyarakat berjuang dan berkorban sendiri merupakan kemajuan menggembirakan bagi kematangan kehidupan berdemokrasi. Ini merupakan antitesis terhadap asumsi selama ini dimana pemilihan umum atau pemberian suara di Pemilu identik dengan pembelian suara (money politics).

Trend baru masyarakat antusias mendukung Calon Gubernur dengan kesadaran yang lahir serta tumbuh dari dalam diri masyarakat ini layak dan pantas kita beri apresiasi dan menjadi proyeksi bahwa masyarakat masih mau berdemokrasi sesuai dengan nilai-nilai luhur demokrasi jika sistem dan figur yang ada sesuai dengan harapan masyarakat.

Fenomena ini kabar baik terbukanya pintu kemajuan kehidupan berdemokrasi di Sumatera Utara khususnya, dan mesti dikelola dan dipelihara untuk kematangan kehidupan berbangsa dan bernegara.




KE EMPAT, Sumatera Utara saat ini menjadi pusat perhatian dalam proses pelaksanaan Pilgubsu karena dianggap sangat sexy untuk dicermati dan diikuti karena kehadiran Djarot memang bagaikan magnet menarik bagi banyak kalangan, dan sebaliknya, Djarot dianggap batu sandungan berat bagi pihak yang ingin mempertahankan status quo atau tidak ingin ada perubahan revolusioner di Sumatera Utara.

Perhatian dan antusiasme tinggi terhadap Djarot juga diekspresikan oleh masyarakat Sumatera Utara di luar daerah ini (perantau). Perantau, baik di dalam negeri maupun luar negeri, juga ikut mendukung. Bahkan beberapa diantaranya turut mendirikan badan relawan, dan menyumbangkan materi serta pemikiran.




Pilgubsu kali ini ternyata mampu mengundang antusiasme masyarakat Sumatera Utara di perantauan sebagai bentuk rasa cinta mereka terhadap Sumatera Utara dengan harapan akan terwujud kehidupan masyarakat dan tata pemerintahan yang lebih baik di Sumatera Utara.

Dinamika yang terjadi di balik majunya Djarot-Sihar dalam Pilgubsu merupakan trend baru, merupakan sinyal menggembirakan penuh euforia positif untuk kemajuan Sumatera Utara.

Perkembangan positif ini demi kepentingan dan kemajuan bersama hendaknya tidak dinodai oleh politik kotor seperti ujaran kebencian, memecah belah dengan unsur suku, agama dan sara, black campaign maupun money politics.

MARI MERAWAT SUMATERA UTARA

FOTO HEADER: Djarot terlihat langsung kompak dengan warga Suku Karo di halaman rumah Paksana Ginting di Jl. Setiabudi, Medan. Seorang ibu Suku Karo menghadiahkan Djarot dan istrinya sepasang kain tenun khas Karo (uis).







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.