Kolom Eko Kuntadhi: INI BUDI

Asyik. Jakarta akan jadi desa lagi. Siswa-siswi ramai menanam padi. Membawa ani-ani saat panen nanti. Bertpoi caping menyembunyikan wajah mereka dari sinar matahari.

Gadis Jakarta berkebaya berlarian di pematang. Mereka membawa rantang untuk makan siang. Di gubuk kecil pinggir sawah mereka lahap mengunyah BigMac.

Becak lalu lalang. Orang-orang berjajar jualan di jalanan. Pasar tumpah ruah dengan Dokar. Para gembala kecil meniup seruling di Monas. Mengembalakan kerbau sampai ke Bundaran HI. Suara air mancur di depan Gedung DPR berbunyi krucuk-krucuk.

Burung-burung di pasar Jatinegara bernyanyi bersahutan. Dan buku bahasa Indonesia ‘Ini Budi’, kembali relevan diajarkan kepada murid-murid di Jakarta. Ini Budi, ini ibu Budi. Iwan adalah adik Budi. Bapak Budi sedang pergi ke sawah. Budi punya seekor monyet. Suatu hari Budi makan pisang dekat monyetnya. Monyetnya berkata, “Bagi dong, Bud…”

“Minta sana sama Gubernur,” jawab Budi jutek.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.