Kolom Eko Kuntadhi: SAYA KAPOK

Hari ini, setelah 30 hari kena banned, saya gak akan bikin status soal Rizieq lagi. Sebab biasanya, habis nulis status soal Rizieq, akunku langsung menggelapar.

Meskipun berkali-kali Rizieq mau pulang gak jadi-jadi, saya mah diem aja. Gak ada niat bikin tulisan kenapa kok orang-orang heboh. Mungkin mereka cuma mau mengangkat ingatan tentang seseorang nun jauh di sana.

Di Jakarta memang saya lihat spanduknya bertebaran, mengajak orang untuk menjemput Rizieq di Bandara Soeta. Wajar. Namanya juga pulang umroh. Masa dari Bandara nyelonong sendirian. Atau sebetulnya memang tidak ada rencana untuk pulang. Orang-orang cuma iseng aja menyakurkan hobi demonstrasi atau konvoi di jalanan.




“Udah lama gak demo, nih. Badan pada pegel. Ketimbang kita ngomongin orang, dosa. Mendingan demo…”

Jadi, dibuatlah isu Rizieq pulang biar ada alasan buat demo. Buat rame-rame di jalan. Biar tetap keliatan sangar.

Mungkin juga ini soal eksistensi. Seperti juga dunia entertainment, artis kadang-kadang betingkah agar mendapat liputan media. Nah, liputan itu untuk promosi biar harganya makin mahal. Makin heboh, makin mahal juga tarifnya.

Tapi akun saya baru siuman hari ini. Makanya saya gak akan bikin tulisan soal Rizieq. Pulang syukur, gak pulang biarin. Emang gue pikirin? Yang penting mereka tahu, saya gak nulis lagi soal Rizieq. Jadi akunku gak dilaporin lagi. Piss ya, bro…

Terus kenapa Rizieq gak jadi pukang? Mana gue tahu.

Tapi membayangkan dia terlempar jauh ke Saudi, kita bisa membayangkan perasaannya. Kata Wali, pulang malu, gak pulang rindu. Rindu siapa? Mbuh.

Rindu itu berat, kak Emma.

Kini Rizieq sedang lara, merintih dan berdoa.

Sekali lagi saya gak mau nulis soal Rizieq. Akun saya baru siuman. Saya kapok bikin status soal itu, nanti akunku dibunuh lagi.

Piss ya, bro…








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.