Kolom Ganggas Yusmoro : Si Pandir Gelarnya Berderet dengan Gagasan Konyol

Gelarnya sih berderet. Ada Ir, PhD entah apa lagi 2 titel di belakang. Katanya sih juga lulusan Amrik. Namun, apakah dengan titel yang berderet tersebut ilmunya bermanfaat buat bangsa dan negara?

Konyol sekaligus lucu. Kenapa? Tiba-tiba membuat gagasan TOLAK JOKOWI. Kenapa konyol?

Lha, wong sudah jelas dalam Preambule UUD 1945 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak dipilih dan memilih. Dengan berkoar gagasan Tolak Jokowi, rasanya seperti manusia yang tidak pernah sekolah. Seperti Cah angon, Konyol, pakai Y, ya..








Ada juga yang punya gelar PhD. Lulusan Amrik juga. Saat ini lagi magang jadi Gabener DKI. Lagaknya seperti raja diraja. Karena didukung duit yang melimpah ruah, maka dibentuklah Team Pembantu yang berjumlah 70 orang. Bandingkan dengan pembantu presiden yang hanya berjumlah 35 orang ngurusi se Indonesia.

Apakah team pembantu yang berjumlah 70 orang tersebut dibayar murah? Ya, nggak?




Per kepala digaji berkisar antara 30 hingga 50 juta rupiah sebulan. Duitnya siapa? Ya rakyat DKI. Konyol lagi, bukan?

Dengan pongah dan merasa gagah, jalan Tanah Abang ditutup. Jalan beralih fungsi jadi lapak PKL. Tidak peduli kritikan. Bahkan ketika didemo sopir oplet malah ngumpet. Batang hidungnya gak nampak.

Segagah-gagahnya Preman Gurun, ketika kebijakan menutup jalan di Tanah Abang dilaporkan polisi, dan proses hukum tentu berdampak pada jabatan yang bisa-bisa dilengserkan dari magang sebagai Gabener, maka dengan wajah terpucat-pucat ketakutan, jalan yang ditutup akan dibuka kembali. Konyol juga, kan?

“Pakai Y juga, Mas?” Hayaaaaaahhhh….




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.