Pemko Jajaki Teknologi Micro-Organisme Kelola Sampah Medan

NGGUNTUR PURBA. MEDAN. Pemerintah Kota Medan akan menjajaki penggunaan teknologi Pengelolaan Sampah Kota “Wastes To Energy Project” berbasis Micro-Organisms untuk mengelola persampahan yang ada di Kota Medan. Nantinya sampah yang diolah ini akan dikonversi menjadi energi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Medan secara luas.


Hal tersebut terungkap saat Walikota Medan (Drs H T Dzulmi Eldin S. MSi) menerima audiensi President Director PT ISIS Megah Manon Manugra di Rumah Dinas Walikota Medan [Selasa 20/3].

Walikota mengapresiasi setiap upaya yang ditawarkan untuk pengelolaan sampah di Kota Medan. Dirinya berharap Teknologi Pengelolaan Sampah yang nantinya digunakan dapat menyelesaikan persoalan persampahan di Kota Medan dalam rangka menciptakan Kota Medan yang bersih, nyaman dan indah.







“Saya ingin hasil pengolahan Sampah Perkotaan di Kota Medan ini nantinya akan dapat dimanfaatkan secara maksimal, bahkan tidak ada sisa penguraian yang terbuang sia-sia, sehingga maksimal. Sasaran kita adalah ingin menjadikan medan menjadi kota yang bersih dari sampah,” ungkap Eldin.

Terlebih Walikota menginginkan setiap teknologi yang digunakan haruslah ramah lingkungan, ini dalam rangka mendukung program pemerintah pusat dalam mengurangi dampak pemanasan global yang menjadi isu nasional.

Seperti saat ini yang kita coba bangun di masyarakat pola pengembangan Bank Sampah untuk mendukung program pelestarian lingkungan,” imbuhnya.

Ditambahkan oleh Kadis Kebersihan dan Pertamanan (M. Husni), setiap harinya terdapat 2.500-2.800 ton sampah yang didistribusikan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) milik Pemko Medan. Sampah-sampah ini sambungnya masih bersifat global dari sampah lingkungan, sampah rumah tangga, sampah perusahaan, dan sampah industri sehingga bisa dimanfaatkan untuk diolah.

Sebelumnya Presiden Director PT ISIS Megah Manon Manugra menjelaskan kedatangannya bersama Tim Ahli Pengelolaan Sampah, ingin menawarkan kerjasama dengan Pemko Medan untuk melakukan penataan dan pengelolaan sampah yang ada di Kota Medan.

Ia menyebutkan konsep pengelolaan sampah ini nanti 100% tidak menggunakan sistem pembakaran yang menimbulkan emisi, melainkan lebih kepada penguraian sampah dengan sistem teknologi “Micro-Organisms”. Teknologi penguraian dipilihnya sebagai bentuk proteksi lingkungan dari polusi.

Selanjutnya Tim Ahli peneliti mereka DR. Richie Lee berkesempatan mempresentasikan rancangan produk teknologi pengolahan sampah dengan konsep “Wastes To Energy Project” (Sampah Menjadi Sumber Energi). Dalam paparannya disampaikan bahwa teknologi yang sudah dikembangkan di beberapa negara seperti China dan Inggris ini sama sekali tidak ada sistem pembakaran, melainkan menggunakan teknologi kimia (enzim teknologi) untuk mengurai sampah dan mengkonversinya menjadi sumber energi dengan emisi nol.




Diperkirakannya dari 7 ton sampah pilihan setiap harinya akan mampu dikonversi menghasilkan energi sebesar 1 MW yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Medan. Jika dikalkulasikan 1000 ton sampah pilihan setiap harinya mampu dikonversi menjadi puluhan hingga ratusan MW energi.

“Pengolahan sampah ini hasilnya nanti bisa berupa Methane/CNG (Gas), Listrik, Air bersih, protein, ataupun bio fertilizer, tergantung jenis input sampah yang dipilah dan output yang diinginkan,” ujar DR. Richie Lee seraya menambahkan tidak akan ada limbah yang ditimbulkan, justru sisa pengolahan dan penguraian sampahnya akan dapat digunakan sebagai pupuk.

Turut hadir dalam audiensi tersebut Wakil Ketua DPRD Kota Medan (Iswanda Ramli), Asisten Umum (Ikhwan H. Daulay), Kadis Kebersihan Pertamanan (M. Husni) serta Kadis Perhubungan (Renward Parapat).


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.