Kolom Eko Kuntadhi: AKSI BELA ISLAM

PK Ahok ditolak MA. Ada rasa getir yang tak jua hilang. Apalagi ketika saya kembali membaca artikel yang saya pernah tuliskan. Ah, keadilan memang seringkali ketelingsut di ruang sidang…

 

Islam melarang pelacuran. Hukumnya sangat pasti dan tegas. Ketika Ahok menutup komplek pelacuran terbesar di Kalijodo, adakah aksi atas nama Islam untuk mendukungnya?

Islam melarang Narkoba. Ketika Ahok menutup diskotik Stadium dan Milles yang menjadi sarang peredaran narkoba, adakah aksi atas nama Islam yang mendukungnya?

Islam melarang korupsi. Ketika Ahok bergelut kekeuh tidak mau toleran dengan bancakan proyek-proyek APBD yang biasanya dilakukan oknum-oknum serakah, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?







Islam mewajibkan orang melaksanakan amanah. Ketika Ahok secara ketat memerintahkan semua pegawai Pemda DKI untuk bekerja melayani rakyat, sebab gaji mereka selama ini dibayar oleh duit rakyat, adakah aksi atas nama Islam yang mendukungnya?

Islam memerintahkan membangun rumah ibadah. Ketika Ahok membangun mesjid di Balaikota dan Mesjid Raya Jakarta di Daan Mogot, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan kebersihan. Ketika Ahok mengeruk kali-kali dan membersihkan sampah agar Jakarta terhindar dari banjir, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan seorang yang diamanahkan memegang jabatan untuk memperhatikan semua warganya. Ketika Ahok setiap pagi meluangkan waktu menyelesaikan masalah semua orang yang datang ke Balai Kota, dengan menggunakan dana operasional Gubernur, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan berhati-hati saat mencari rezeki. Gubernur DKI mendapat dana operasional Rp 60 milyar setahun. Dana itu bisa diambil untuk diri sendiri. Tapi Ahok menggunakannya untuk membantu banyak orang, dan ketika masih tersisa diakhir tahun, dana itu dikembalikan ke kas negara. Padahal jika dia membawa pulang, itu bukan pelanggaran hukum. Itu sudah menjadi hak pemangku jabatan Gubernur. Adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan pentingnya pendidikan. Ketika Ahok kondisiten membagikan KJP dan angka putus sekolah di DKI nyaris 0%, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mementingkan kesejahteraan. Ketika kini angka pengangguran di DKI menurun drastis (salah satunya karena program pasukan Biru, Oranye, Ungu) adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mementingkan pengembangan psikologi anak-anak. Salah satunya dengan ruang beremain yang sehat. Ketika Ahok membangun ratusan ruang bermain hijau untuk anak-anak Jakarta, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan memuliakan wanita dan memperhatikan anak-anak. Ketika Ahok dalam banyak fasilitas publik (bus, ruang laktasi, RTPA) memperhatikan kaum wanita, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan bicara yang baik. Ketika Ahok terpeleset omongan di Pulau Seribu, dan sudah meminta maaf, banyak orang tergerak untuk membela agamanya. Publik juga tahu omongan itu viral salah satunya karena teks yang diedit. Polisi juga sudah mengusut kasusnya, tapi pembela-pembala agama itu tidak cukup puas. Mereka ingin Ahok dipenjara.

Dipenjara karena tindakan jahatnya? Atau karena korupsi? Atau karena mengabaikan amanah? Bukan!

Ahok harus dipenjara karena kepleset mulutnya! Lalu kasus itu dieksploitasi sedemikian rupa…

FOTO-FOTO: Lita Maisyarah Dechi

VIDEO: Clip lagu Karo Lasam-lasam yang dinyanyikan oleh Hetty Koesendang, diaransemen oleh Erwin Gautawa berdasarkan tampilan Rudang Gara VG yang dipimpin oleh dr. Santoso Karo-karo (sekarang profesor doktor di bidang Kardiologi) di TVRI Pusat. Salah seorang vokalisnya adalah Desire beru Tarigan (Desire Sitompul). Putra Desire, Bambang Reguna Bukit kemudian dikenal sebagai Bams lewat kelompok musik Samson. Versi tradisional lagu Lasam-lasam bisa dilihat di SINI atau INI. Lagu ini menceritakan Kehampaan perbuatan baik. 








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.