Kolom Andi Safiah: PUISI

Tong, saya kasih tau apa yang dimaksud dengan kebebasan berpikir dan berpendapat dalam bahasa yang simple. Jika lo bebas mengkafir-kafirkan orang lain di luar imanmu, maka saya juga punya kebebasan yang sama dalam mengidiot-idiotkan opini dan pendapatmu berdasarkan Imanmu.

Artinya, kritik mengkritik dalam ruang demokrasi itu biasa dan tidak perlu cengeng ketika argumenmu kalah berkwalitas dengan argumenku.

Hanya manusia cengeng, idiot, mewek, nangis guling-guling yang doyan main lapor diatas alasan penistaan agama. Jadi umat jangan Idiot, diketawain setan lo, tong. Iya setannya adalah saya sendiri.

Teks puisi Chairil Anwar berjudul Aku di dinding sebuah bangunn di Kota Leiden (Nederland) (Foto: ITA APULINA TARIGAN)

Ingat, Puisi dilawan dengan Puisi, bukan dengan melapor ke kantor polisi, kecuali rumah anda dirampok atau Istri kesayangan anda diculik sama selingkuhannya, baru lapor ke polisi.

Sampai di sini, lo sudah paham belum apa yang namanya kebebasan menyampaikan pendapat dan opini secara terbuka? Kalau belum silahkan mengajukan protes di kolom komentar, dan jangan lupa bawa bekal argumen ya, tong….

#Itusaja!

 

HEADER: Teks sebuah puisi asal Arab di dinding sebuah cafe mahasiswa di Kampus Universitas Leiden, Nederland (Foto: ITA APULINA TARIGAN).

VIDEO: Teks puisi AKU (Chairil Anwar) di dinding sebuah bangunan di Kota Leiden yang dibacakan oleh Pemimpin Redaksi SORA SIRULO (Ita Apulina Tarigan) saat kunjungannya beberapa waktu lalu ke kota ini. Bulan ini dia akan kembali mengunjungi berbagai teks puisi di dinding-dinding Kota Leiden sekalian menghadiri acara Gebyar Budaya Karo di Aula Nusantara KBRI, Denhaag.









Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.