GURU HARUS DIPROTEKSI

ADINDA DINDA. MEDAN. Wakil Wali Kota Medan (Ir H Akhyar  Nasution MSi)  mengatakan, para guru harus diproteksi sehingga kasus yang menimpa Ahmad Budi Cahyo tidak terulang kembali dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dengan proteksi yang dilakukan diharapkan para guru akan merasa lebih aman dan nyaman dalam mengabdikan dirinya  untuk mendidik anak didiknya menjadi murid yang  cerdas serta terampil.

Ungkapan ini disampaikan Wakil Wali Kota ketika menghadiri Peluncuran Buku Antologi Puisi berjudul “Sendja Djiwa Pak Budi” di Taman Budaya Jalan Perintis Kemerdekaan [Sabtu 14/4].

Peluncuran buku ini dilakukan dalam rangka penggalangan dana yang hasil penjualan buku nantinya akan disumbangkan kepada keluarga almarhum Ahmad Budi Cahyo, guru Kesenian SMAN 1 Torju, Kabupaten Sampang, Jawa Timur  yang tewas dianiya siswanya beberapa waktu lalu.








Dikatakan Wakil Wali kota, peristiwa yang menimpa Ahmad Budi Cahyo merupakan tragedi yang luar biasa dan sangat mengejutkan dunia pendidikan di Tanah Air. Digaris bawahinya, sehebat apapun peserta didik namun dia harus selalu hormat dengan gurunya. Sebab, jikla seseorang telah mengabdikan hidupnya sebagai guru tentunya akan berupaya sekuat  tenaga mendidik anak didiknya untuk menjadi lebih baik.

Guna mengantisipasi kasus seperti itu tak terulang kembali, Wakil Wali kota berharap agar para guru diproteksi dalam sistem pendidikan di Indonesia.

“Saya maupun kita semua yang hadir dalam acara ini tentunya tidak menginginkan kejadian yang menimpa Pak Budi kembali. Untuk itulah saya berharap agar guru harus diproteksi dn dilindungi,” kata Wakil Wali Kota.

Mantan anggota DPRD Medan itu selanjutnya sangat mengapresiasi digelarnya acara peluncuran antologi puisi tersebut. Dimana di dalamnya berisikan puisi mengenai suara hari para penyair mengenai nasib tragis yang menimpa Ahmad Budi Cahyo dan dibukukan oleh Sanggar Budaya Generasi.

“Buku antologis puisi yang diluncurkan Sanggar Generasi Budaya merupakan sebuah hasil kreatifitas sekaligus memperkaya literasi di Kota Medan. Semoga peluncuran buku ini semakin menginspirasi  yang lainnya untuk  berkreasi, sebab  anak-anak Medan sangat kreatif dan kaya dengan ide-ide cerdas,” ungkapnya.

Peluncuran buku antologi puisi itu mengusung tema, “Berpuisi dan Beramal”.  Sejumlah peserta yang hadir kemudian membacakan puisi dan diikuti beramal dengan membeli buku antologis puisi  yang dilakukan secara lelang. Kemudian acara juga diikuti dengan testomoni yang disampaikan Kepala Balai Bahasa Sumut Dr Fairul Zabadi, Kadis Pendidikan Kota Medan Drs Hasan Basri MM dan Wakil Wali Kota Medan, pembacaan puisi  serta ditutup dengan doa bersama.

Sementara itu  Hasan Basri selaku tokoh pendidikan dalam testimoninya mengatakan, guru harus menguasai  tentang diri seluruh anak muridnya, termasuk dalam mengubah perilaku sang murid.

“Apa yang saya sampaikan ini berdasarkan pengalaman ketika menjadi guru dulu,” ungkap Hasan.

Di samping itu  tambah Hasan, menjadi seorang guru tidak selalu benar, begitu juga sebaliknya menjadi murid tidak selalu salah. Dituntut pemahaman dan totalitas dari seorang guru dalam mengajar.

“Dengan pemahaman dan totalitas yang dimiliki, sanga guru pasti  akan memberlakukan murid seperti anaknya sendiri sehingga benar-benar dididik dan disayangi sehingga menjadi siswa terbaik,” pungkasnya.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.