Kolom Daud Ginting: QUO VADIS PEREMPUAN KARO 2019

Secara historis dan tradisi, perempuan Karo memiliki peran dan tempat mulia dalam tatanan masyarakat Karo.

 

Perempuan Karo merupakan putri Dibata Ni Idah/ Kalimbubu (Tuhan yang nampak). Sebagai istri, perempuan Karo disebut sebagai ndehara, yang maknanya tidak jauh dari kata “Bendahara”, sehingga memiliki peran strategis dalam rumah tangga mengendalikan keuangan.

Menjelang Pemilihan Calon Anggota Legislatif 2019, peran perempuan Karo kembali mencari pusat perhatian dalam perdebatan publik masyarakat Kabupaten Karo.

Tidak dapat dipungkiri, kini perempuan Karo bukan sekedar pemenuhan kuota sebagaimana tuntutan konstitusi pemilihan umum. Saat ini, kiprah perempuan Karo dalam kancah politik lokal Kabupaten Karo mengukir prestasi yang cukup bisa dibanggakan, karena Ketua DPRD Karo dan Wakil Bupati Karo dijabat oleh perempuan Karo, dan salah satu dari wakil ketua DPRD Karo juga perempuan.

Saat Pileg 2014 lalu Caleg memperoleh suara tertinggi untuk DPRD Karo diraih oleh 3 perempuan Karo.

Sebuah catatan prestasi yang wajar ditulis dengan tinta emas dalam kiprah perempuan Karo dalam kancah politik, dan merupakan cerminan bahwa perempuan Karo kini telah mampu sejajar dengan kaum laki-laki. Jika setiap menjelang penjaringan bakal calon anggota legislatif banyak partai politik merasakan kesulitan merekrut calon perempuan, fenomena ini menjadi bahan permenungan bagi perempuan Karo untuk meretas kesulitan yang dialami partai politik ini.

Sejarah sudah mencatat bahwa perempuan Karo sudah mampu menunjukkan eksistensinya selama ini maka kelanjutan prestasi perempuan Karo dalam kancah politik ini harus terus berkesinambungan.

Kita tunggu kiprah perempuan Karo dalam panggung politik selanjutnya.

Mejuahjuah !!!







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.