Kolom Asaaro Lahagu: SOSOK KALKULATOR ISTANA DI BALIK SP3 RIZIEQ

SP3 kasus Rizieq soal penodaan Pancasila oleh Polda Jabar, membuat kubu 212 bersorak. Sementara yang membela mati-matian Pancasila sebagai dasar NKRI, ternganga. Sejumlah pertanyaan pun terlontar sambung-menyambung. Apa sebenarnya yang sedang terjadi di istana?

Mengapa Jokowi diam-diam bertemu dengan PA 212 di Istana Bogor? Siapa yang membocorkan foto pertemuan Jokowi dengan PA 212? Apa tujuan pembocoran foto itu? Mengapa Jokowi terkesan melunak dalam menghadapi kaum radikalisme? Lalu siapa sosok kalkulator istana di balik SP3 kasus Rizieq?







Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita mulai dengan pertanyaan: Mengapa Rizieq sampai memutuskan kabur ke Arab Saudi? Apakah alasan utamanya? Apakah karena kasus penodaan Pancasila? Bukan. Apakah karena ia telah melecehkan umat Kristen lewat ceramahnya di Youtube? Bukan. Apakah karena ia telah menyebarkan fitnah soal mata uang baru berlogo “palu-arit”? Bukan. Apakah karena ia memplesetkan kata ‘sampurasun’ menjadi ‘campur racun’? Bukan. Apakah karena ia diduga terkait dengan penyerobotan dan pemilikan tanah negara tanpa hak? Bukan.

Lalu apa alasan utama mengapa Rizieq kabur ke Arab?

Alasan utama Rizieq kabur ke Arab kemungkinan besar karena kasus chatting pornografi. Ingat, dari semua kasus Riziq, hanya ada dua kasus yang telah membuatnya menjadi tersangka. Pertama, kasus penodaan Pancasila dan kasus chatting pornografi. Soal penodaan Pancasila, Rizieq dengan gagah berani menghadapinya. Bahkan ia berani membawa massa FPI untuk mendemo Polda Jawa Barat saat ia dipanggil untuk diperiksa. Rizieq paham betul bahwa kasus itu ecek-ecek. Sangat mudah mendapatkan celah untuk meloloskan dirinya dari kasus penodaan Pancasila itu.

Lalu, mengapa saat muncul kasus chatting pornografi, Rizieq tidak menghadapinya dengan gagah berani?

Jawabannya sangat sederhana. Ada bukti kuat yang dipegang oleh kepolisian. Jika Rizieg dengan gagah berani menghadapi kasus itu, itu sama saja bunuh diri. Mengapa? Karena ada bukti yang sangat kuat. Sesederhana itu. Maka jalan satu-satunya, sesuai dengan bisikan pendukungnya adalah lari ke Tanah Arab. Pertimbangannya juga sangat sederhana. Rizieq sudah paham situasi. Di Arab, ia tidak akan diusik. Pun polisi tidak akan menangkap dirinya di Arab. Lalu selagi ada di Arab, kasus itu dicoba ditutup-tutupi dengan tagar kriminalisasi ulama sambil menekan kepolisian agar tidak meneruskan kasus itu.

Ada dua cara Rizieq menghentikan kasus chatting pornografi itu. Pertama, lewat ancaman. Terbukti, para pengacara Rizieq berulang kali mengancam Jokowi. Mereka selalu mengancam bahwa akan ada kericuhan bila kasus Rizieq tidak dihentikan. Testing the water pun dilakukan. Dua kali Rizieq berencana pulang, namun selalu gagal. Mengapa? Polisi tidak mundur selangkahpun. Rizieq akan ditangkap setibanya di Tanah Air dan akan diproses hukum. Nah, ketika cara pertama tak mempan, maka cara kedua dilakukan, yakni cara mengemis.

Sebelum 27 Juni 2017, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno mendapat pesan dari Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin bahwa Bachtiar Nasir, ketua GNPF-MUI, Kapitra Ampera dan kawan-kawan meminta untuk bertemu dengan Jokowi. Jokowipun mengabulkan permintaan itu. Pertemuanpun terlaksana dan berlangsung selama 30 menit. Publik menduga isi pertemuan tidak jauh-jauh dari penghentian kasus Rizieq. Namun permintaan itu tidak ditanggapi dengan serius oleh Jokowi dengan alasan tidak bisa mengintervensi hukum. Tetapi publik menduga bahwa permohonan penangguhan penahanan Sekjen FU Al Khaththath yang dikabulkan oleh polisi ada kaitannya dengan pertemuan 27 Juni 2017 itu.

Merasa mendapat angin segar dari istana, para pendukung Rizieq lewat PA 212 terus melancarkan strategi mengemis untuk menghentikan kasus Rizieq. Mereka pun meminta pertemuan diam-diam tanpa diliput media dan tanpa ada foto dengan Jokowi di Istana Bogor, Minggu 22 April 2018. Mengapa diam-diam? Agar kedok mereka mengemis tidak terpublikasi, alias menjaga harga diri. Namanya mengemis sedapat mungkin jangan ketahuan.

Dalam pertemuan itu, PA 212 ngeyel dan terus mendesak agar Jokowi menghentikan semua kasus Rizieq. Pihak istana, demi mempertimbangkan aspek rekonsilisasi, hanya bersedia mengabulkan permohonan mereka sebagian, namun tidak semua. Itupun berdasarkan reaksi publik. Artinya ada kasus Rizieq yang bisa dihentikan. Testing the water kepada publikpun dilakukan. Foto pertemuan Jokowi dengan PA 212 sengaja dibocorkan untuk mengetahui reaksi publik walaupun dikecam keras oleh PA 212. Namun bagi istana, publikasi foto sangat penting untuk melihat reaksi publik. Sambil menunggu reaksi publik, Muldoko menambah bumbu penyedap rasa. Ia mengatakan bahwa sematan tersangka kepada Rizieq bisa saja dicabut jika mempertimbangkan aspek lain. Tetapi apa reaksi publik?

Foto pertemuan Jokowi dengan PA212 mendapat kecaman keras dari sebagian publik. Pun pernyataan Muldoko juga mendapat reaksi negatif yang tak kalah pedas dari publik. Bahkan para penggiat media sosial seperti Denny Sirregar mengatakan bahwa merangkul kaum radikalisme adalah kesalahan terbesar Jokowi. Akan tetapi, ada banyak juga pihak yang memuji langkah Jokowi itu dan dianggap sebagai sebuah strategi jitu. Ia berhasil mengacaukan konsolidasi lawan. Keuntungan politis pun didapat Jokowi dari pertemuan itu.




Untuk menenangkan publik yang menentang pertemuan dengan PA 212 itu, Jokowi, lewat jubirnya, Johan Budi, dengan cepat melakukan konferensi pers dan menegaskan bahwa istana tidak bisa mengintervensi kasus Rizieq. Publik pun kemudian tenang. Namun reaksi publik yang sebagian memuji pertemuan itu, memberikan catatan berharga bagi aparat penegak hukum. Kalkulasi politik pun dihitung oleh sang kalkulator istana. Apa keuntungan dan kerugian jika sebagian kasus Rizieq dihentikan sebagaian atau seluruhnya? Bukankah ada 7 kasus hukum yang membelit Rizieq?

Ternyata kalkulasi politik menghasilkan kesimpulan bahwa ada 4 keuntungan jika sebagian kasus Rizieq dihentikan khusunya kasus penodaan Pancasila. Sementara kerugiannya hanya kecaman publik. Itupun sebagian. Pertama, tensi perseteruan dari kubu 212 menurun dan bisa mengacaukan konsolidasi mereka. Ke dua, akan mengharumkan nama Jokowi yang taat pada hukum dan menghilangkan kesan mengkriminalisasi ulama. Ke tiga, untuk meraih dukungan politik dan sebagai aksi kontra dukungan buruh kepada Prabowo. Ke empat, kasus penodaan Pancasila yang memang kurang kuat bukti dan ada celah bagi Rizieq untuk lolos, dimanfaatkan untuk barter dengan kasus puisi Sukmawati Soekarno putri.

Penghentian kasus Rizieq terkait penodaan Pancasila dilakukan oleh aparat Polda hari ini. Walaupun SP3 itu sudah dicanangkan beberapa bulan lalu, namun baru saat ini mendapat momentum yang pas. Hasilnya? Terbukti menguntungkan Jokowi. Ketika Polda Jabar mengumumkan secara resmi SP3, pujian dari pendukung Rizieq kepada Jokowi mengalir deras. Langkah Polda Jabar pun diapresiasi oleh kubu PA 212 dan diklaim sebagai hasil dari pertemuan 22 April 2018 yang lalu.

Pertanyaannya adalah apakah semua kasus Rizieq sudah dihentikan? Dengan demikian Rizieq sudah bisa pulang ke Tanah Air? Tentu saja tidak. Masih ada kasus Rizieq lainnya yang lebih berat seperti kasus chatting pornografi. Ke depan hanya ada 3 kemungkinan skenario kelanjutan kasus Rizieq. Pertama, tetap diproses hukum untuk ‘mematikan’ Rizieq dalam arti jika dia pulang akan ditangkap. Ke dua, tetap dibiarkan dan digunakan untuk menghalangi kepulangan Rizieq. Ke tiga, akan di SP3-kan dengan barter lebih besar. Misalnya PA 212 mengumumkan akan mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.

Jika skenario ke tiga yang dipilih yakni semua kasus Rizieq dihentikan maka hanya ada 2 tujuannya. Pertama, Jokowi ingin mengadakan rekonsiliasi nasional. Ke dua, Jokowi ingin merangkul PA 212 dengan tujuan meng-orang-kan mereka, memanjangkan sumbu mereka, mengajarkan mereka bahwa bumi ini bulat. Jokowi sebelumnya berhasil meng-orang-kan ketua MUI Ma’aruf Amin, Din Syamsuddin, Ketua GNPF MUI Bachtiar Natsir, dan lain kembali kepada jalan yang benar.

Lalu siapakah sosok yang berperan sebagai kalkulator istana yang menghitung dengan cermat langkah kuda Jokowi dalam menggunakan kartu trufnya? Dialah Muldoko yang hari ini namanya dideklarasikan oleh relawan Joko (Jokowi-Muldoko) sebagai cawapres Jokowi. Silahkan cermati langkah Muldoko selanjutnya.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.