Masih Jokowi, Bukan?: Mengunjungi Desa Terpencil di Dataran Tinggi Karo

RIKWAN SINULINGGA. MARDINDING. “Bagaimana kami tidak cemburu? Sampai saat ini, Pemkab Karo sama sekali tidak memperhatikan kami seperti desa-desa lainnya yang ada di Kabupaten Karo ini,” Keluh ibu R. Br Ginting (67) warga Dusun Cerumbu Desa Kuta Pengkih (Kecamatan Mardingding, Kabupaten Karo).

Ketika menuju Dusun Cerumbu ini, wartawan Sorasirulo harus menempuh jalan yang cukup parah dengan medan yang turun naik. Jalan yang rusak dengan hamparan batu-batu lepas ditambah lumpur sepanjang kurang lebih 30 Km dari Tiga Binanga, Kabupaten Karo.




Permukaan tanah yang naik turun dan kondisi jalan yang cukup parah sangat sulit dilalui dengan kendaraan biasa. Wajib menggunakan kendaraan Hardtop atau pun Double Cabin yang 4 WD. Itupun dengan pelan-pelan tentunya.

Kondisi jalan berbatu namun rusak ini harus dilalui sepanjang lebih kurang 25 Km. Jalan ini merupakan jalan utama yang melalui dan menuju desa Suka Julu, Kuta Mbelin, Kuta Mbaru Punti, Batu Mamak, Pola Tebu, Kuta Pengkih, Dusun Cerumbu dan Desa Kuta Kendit. Kondisi jalan sama saja rusak parah sepanjang jalan ini. Namun, lebih parahnya lagi, jalan dari Kuta Pengkih menuju Dusun Cerumbu ini lebih kurang sepanjang 5 Km kondisi jalannya masih jalan tanah tanpa batu.

Ketika musim hujan, warga dusun yang informasinya lebih kurang 120 KK ini benar-benar terisolir karena jalan tidak akan bisa dilalui oleh kendaraan apapun juga. Yah, harus menunggu keringnya jalan 1 atau 2 hari itupun jika tidak lagi turun hujan.

Yang paling menyedihkan lagi, Dusun Cerumbu ini belum ada jaringan listrik. Hanya beberapa warga yang menggunakan tenaga Genset sebagai penerangan. Ketika malam hari, yah, paling 5 rumah tangga, selain itu sekitar 5 rumah juga menggunakan penerangan dengan Tenaga Surya (solar energy). Hanya cukup untuk 1 atau 2 bola lampu saja. Sisanya masih seperti nenek moyang zaman dulu menggunakan lampu teplok.

Menurut informasi warga, tahun 2016 sudah ada kabar baik bahwa PLN akan memasukkan listrik ke kampung mereka ini dengan biaya Rp 2.500.000 sd Rp 3. 000.000/ KK dijanjikan melalui Kepala Lorong (Keplor) yang lama. Sebagian warga masih kurang yakin dengan janji itu, namun sekitar 35 KK langsung membayar dan menerima Sertifikat Laik Operasi dan Bukti setor melalui Kantor Pos Tiga Binanga.Namun, sampai saat wartawan Sorasirulo mengunjungi dusun itu akhir bulan lalu [Jumat 27/4], belum ada tanda-tanda Listrik akan dipasang.

Ketika malam, Dusun Cerumbu ini benar-benar gelap gulita. Jauh dari keramaian bahkan hampir tidak mendapat informasi sama sekali. Jangankan media sosial, untuk menelpon dan terima SMS saja sangat sulit, harus menggunakan alat khusus penerima sinyal seperti antena televisi zaman dulu. Jujur saja, siapa Calon Gubernur Sumut pun banyak warga yang tidak tahu. Bahkan mereka mengatakan Ahok masih Gubernur DKI.

Ketika wartawan Sora Sirulo menanyakan nama presiden RI saat ini, mereka menjawab: “Masih Pak Jokowi, bukan?”

Warga Dusun Cerumbu tidak meminta banyak, cukup perbaikan jalan menuju dusun mereka dan adanya jaringan listrik untuk menerangi kehidupan mereka. Semoga Pemerintah bisa mendengar teriakan “Cemburu” dari Cerumbu dalam waktu dekat ini.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.