Kolom Siska V. Tarigan: PETIR TAK TINGGALKAN HUJAN

Kusambut hujan pagi ini dengan gembira, karna kulihat dia juga begitu senang menyapa bumi sepagi ini. Dia curahkan semua isi hatinya ke bumi, sepertinya dia tlah lama bersembunyi di balik awan, hingga bumi pun merindukan dia.

Segala mahkluk yang hidup di bumi juga tlah merindukan kedatangannya, karna mahkluk-makhluk ciptaan Tuhan tidak dapat hidup tanpa air.







Air merupakan sumber kehidupan bagi mahkluk hidup, tanpa air mahkluk hidup dapat mati. Dan, hujan pagi ini mengingatkanku akan pengalaman hidup yang begitu mengesankan. Selama berada di Pulau Nias, air hujan adalah sumber kebutuhan pokok untuk memasak dan minum. Sontak mulutku selalu berkata “hore” ketika hujan datang.

Aku berlari-lari sambil membawa ember di tangan, mengisi air hujan untuk kebutuhan makan dan minum. Seakan air hujan juga memahami bahwa aku membutuhkannya. Dia selalu turun ke bumi sebelum aku kekeringan air.

Pagi ini, kuingin berlari menyambut kedatangannya. Kuingin bermain, berlari ke sana ke mari, melompat, menjerit bersamanya. Tapi, hujan datang tidak sendiri. Dia membawa petir yang menggelegar. Aku pun mengurungkan niat menyambutnya.

Kutatap dari jendela kamarku, seolah kuingin bilang: “Hei, hujan suruh pulang petirmu, aku ingin bermain bersamamu.” Tapi, sepertinya petir tidak mau berpisah dengan hujan.

Dan, aku pun tidak ingin menjadi orang ketiga bagi mereka. Kutarik selimut dan kumulai mencoba menyusun mimpi indah lagi.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.