Kolom Boen Syafi’i: HUTANG MBAHMU KIPER

“Walah hasil hutang aja kok dibanggain,”




Mungkin inilah sepenggal kalimat kuffur nikmat dari anak buahnya si Mardani (tersedak) Ali Sera, saat melintasi bentangan jalur tol, jalur tengah ataupun jalur eksotik Pansela yang dibangun oleh Pak Jokowi untuk rakyat Indonesia. Sudah nglewatin eh masih nyinyir pula. Sama halnya sudah dikasih takjil gratis, eh masih ngomel saja.

Woalah vret …. vret, lewat gorong-gorong wae lah mudikmu, daripada ntar nyakitin hatimu.




Hutang? Tentu saja harus dari dana pinjamanlah. Ngandalin penerimaan APBN? Lhadalah, buat gaji ASN yang berjibun jumlahnya saja kewalahan, apalagi untuk membangun infrastruktur. Sama halnya jika ingin mempunyai sepeda motor. Jika duitnya kurang mosok opo yo mau maling duitnya tetangga? Enggak toh? Maka solusi terbaiknya adalah ikut progam angsuran per bulannya.

Toh segala infrastruktur yang dibangun pak Jokowi bukan pure hutang, kok. Mungkin kata yang tepat adalah joinan yang saling menguntungkan. Bagi hasil dengan aset tetap kita yang menguasai.

Ibaratnya kita punya tanah di tempat strategis, terus datanglah orang kaya raya ingin membangun usaha kuliner di tanah kita dengan kontrak sewa 5 tahun ke depan. Apakah si pemilik tanah langsung mengiyakan saja?

Ternyata si pemilik tanah berotak cerdas dan brilian. Si pemilik tanah setuju tanahnya disewa, tetapi dengan syarat agar si pemilik tanah bisa ikut berniaga di tempat usaha kuliner yang akan dibangun si pengusaha.

Syaratnya yakni agar si penyewa menjual aneka makanannya saja, sedangkan si pemilik tanah yang menyediakan dan menjual aneka minuman di tempat usaha kuliner itu nantinya. Fix dan deal lah mereka. Si penyewa beruntung karena lokasi usahanya di tempat strategis. Sedangkan si pemiilik tanah malah untung berlipat dengan adanya harga sewa dan perjanjian hak untuk menjual aneka minuman nantinya.




Inilah gambaran sederhana dari strategi pak Jokowi untuk membangun infrastruktur di negeri ini.

Bila nantinya sang penyewa itu kontraknya sudah selesai, maka kitalah yang akan memiliki segala aset yang telah dibangun oleh mereka. Cara jenius seperti ini memang sempat terfikirkan kah oleh para pentolan kamvret yang lagi ngumpul di saudi sana?

Ah jangankan terpikirkan, lha wong tanah surgawi milik Indonesia saja ditanami pohon imitasi. Yaelah imitasi. Ngantum kira ini al indonestan yang ada di Gurun Sahara?

Vangke, Salam Jemblem!



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.