Kolom Andi Safiah: KEADILAN HUKUM

Jadi begini, semua orang Indonesia paham bahwa Riziek si raja singa “imaginer” sejak dulu kala punya banyak masalah dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Cuman saja, rakyat biasa macam saya selalu tidak habis pikir mengapa manusia satu ini bisa selalu lolos dari berbagai jeratan hukum. Padahal, jika bicara bukti di mana-mana bisa ditemukan, bahkan jejak digital dewasa ini sulit dihapus apalagi dimanipulasi.

Nah, artinya, ada yang salah dalam praktek berhukum dan bernegara kita secara menyeluruh. Tidak penting rezim siapa yang sedang berkuasa.

Sedikit kembali ke belakang. Riziek pernah ribut terbuka dengan salah satu Presiden Indonesia (Gus Dur). Bahkan Gus Dur tersungkur dari jabatan Presiden salah satunya karena peran Riziek lewat organisasi seksinya bernama FPI.

Bisa jadi ini juga yang menjadi alasan mengapa Jokowi tidak bermain terbuka saat berhadapan dengan Riziek. Tapi, ini jelas melemahkan posisi negara di hadapan salah satu warga negaranya yang tidak tunduk dan taat pada aturan hukum. Sementara warga negara lain dipaksa tunduk dan taat.




Ahok adalah contoh warga negara yang secara sadar tunduk dan taat pada aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Cuman saja, ternyata contoh ini tidak mempan untuk seorang Riziek. Apa karena dia menyimpan begitu banyak informasi “intelligent” sehingga dia bisa dengan bebas berkeliaran walaupun negara sudah melebelnya sebagai “Buronan”?

Singkatnya, jika negara tidak punya sikap tegas terhadap beragam kasus yang melibatkan Riziek, maka tidak perlu kebakaran jenggot jika Jokowi sebagai Presiden mendapat serangan politik dari berbagai penjuru. Karena ini eranya Jokowi, bukan era Gus Dur, atau SBY.

Sehingga, sikap mendukung atau tidak mendukung perlu diarahkan pada sikap terbuka. Ini jelas bukan sekedar ingin terpilih atau tidak, tapi ini adalah sikap warga negara yang sudah lelah muntah ketika berhadapan dengan yang namanya ketidakadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang itu menjadi salah satu spirit berbangsa dan bernegara kita sejak Merdeka.

NB; mari kita diskusikan soal ini dengan argumen dan data yang valid. Bukan sekedar sentimen dukung mendukung.

#Itusaja!

FOTO HEADER: Borobudur Knitting.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.