Kolom Daud Ginting: BANG TOYIB TIDAK PULANG LEBARAN, RIZIEQ DAPAT KADO LEBARAN

Lebaran tahun ini kurang “Greget” karena di tipi-tipi tidak heboh berita tentang kemacetan panjang pemudik sebagaimana lajimnya. Kali ini lain dari yang lain lah. Ini semua karena Presiden Jokowi beserta menteri-menterinya yang getol bangun infrastruktur transportasi seperti jalan tol, pelabuhan dan Bandara. Ironisnya, pembangunan infrastruktur seakan mengalahkan pamor “Revolusi Mental” menurut barisan oplosan, eh salah, oposan pemerintah.

Namun, di tengah nuansa lebaran kali ini, ada hadiah “surprise” bagi pentolan 212 Habib Rizieq, kasus hukum chatt-nya menurut khabar di-SP3.




Rizieq kembali menjadi buah bibir, menjadi objek pembicaraan hangat di media mainstream maupun media sosial. Sudah barang tentu dipenuhi perdebatan kontraversial. Info beredar terakhir mengatakan kasus chatt Rizieq di-SP3 karena pihak kepolisian tidak berhasil memperoleh siapa yang pertama sekali menbagikan foto-foto dan isi chatting tersebut di media sosial.

Alasan ini memang legal, dan menjadi dasar hukum yang bisa dipertanggungjawabkan sebagai alasan pemberhentian kasus Rizieq. Namun, alasan ini justru menimbulkan pertanyaan besar. Bukankah Polisi sudah memiliki alat canggih dalam hal penanggulangan cyber crime?

Ketidakmampuan Polisi menyibak misteri chatt Rizieq ini justru menimbulkan prasangka buruk, seakan ada permainan baru yang diskenariokan. Kasus Chatt mesum Rizieq diduga bukan hanya sekedar persoalan hukum lagi. Ada asumsi mengatakan kasus ini telah bergeser ke arah komoditi politik.

Jika kasus ini benar sudah merupakan mainan politik, menarik mengikuti alur skenario perjalanan kasus ini selanjutnya. Secara implisit meneguhkan bahwa Rizieq telah berhasil menjadi salah seorang tokoh politik nasional yang perlu diperhitungkan sepak terjangnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kaum oposisi pemerintahan Jokowi, khususnya yang menamakan diri sebagai koalisi keumatan. Sejak awal mereka telah menjadikan Rizieq sebagai salah seorang tokoh sentral politik mereka. Masih segar dalam ingatan kita, beberapa waktu lalu Amien Rais dan Prabowo Subianto mengunjungi, bahkan terkesan “sowan” kepada Rizieq di pengasingannya. Sangat begitu berarti keberadaan Rizieq dalam kehidupan kedua politikus gaek itu, bukan?




Lalu, timbul pertanyaan, jika pemerintah benar ikut berperan memberi hadiah lebaran SP3 kepada Rizieq bukankah hal ini akan memperteguh bahwa Rizieq memang perlu diperhitungkan (bahkan akan diberi ruang untuk turut berperan dalam catur kontestasi Pemilihan Presiden 2019)?

Atau Rizieq diberikan kesempatan kembali melakoni skenario politik Pilpres 2019 untuk mengimbangi sepak terjang “Koalisi Kerakyatan” ala sutradara dari Puri Cikeas?

Jika ini memang skema yang hendak dipentaskan maka kunjungan Amien Rais dan Prabowo Subianto menemui Rizieq baru-baru ini merupakan indikator bahwa koalisi keumatan benar tidak solid lagi mendukung calon presiden mereka. Intinya, mereka sedang dirundung prahara, dan koalisi mereka sedang kupak-kapik karena PKS memang tidak konsisten dan tidak militan mendukung koalisi ini. PKS ogah menentukan sikap karena kepentingan mereka tidak terakomodir sempurna. Bahkan PKS boleh jadi mempersiapkan diri hengkang ke koalisi kerakyatan jika di sana lebih besar memperoleh kenikmatan.

Jika memang itu skenario panggung politik yang hendak dipertontonkan, siapa sebenarnya penyusun skrip skenario ini dan siapa sesungguhnya yang empunya kepentingan besar di balik pemberian SP3 Habib Rizieq?

Ayo kita ikuti skenario selanjutnya atmosfir politik nasional menuju kontestasi Pilpres 2019.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.