Kolom M.U Ginting: PERTANYAAN YANG TULUS

“Bingung juga saya, pak. Seperti yang bapak bilang, Donald Trump seorang nasionalis anti globalis. Lalu, mengapa dia mengangkat Mike Pompeo sebagai Menlunya? Seperti yang bapak bilang juga, dia yang mengatur semua gerak gerik teror itu. Atau Donald Trump sama sekali tidak mengetahuinya?”




Ini pertanyaan dari seorang anak muda Kompasianer bernama Brema Hagata Ginting menanggapi artikel saya ‘Pertemuan Dua Menlu’ di Kompasiana. Pertanyaan jujur, tulus demi kepentingan nasional bangsa ini, dan ingin tahu, ingin mengetahui persoalan-persoalan rumit atau yang sudah dirumitkan dengan sengaja selama 200 tahun lebih oleh kelompok neolib deep state untuk tujuan NWO.

Untuk menjawabnya, saya mulai dengan mengutip tulisan Jon Rappoport, seorang jurnalis kawakan AS:

“Most people don’t fully grasp the pernicious influence of mainstream news. Not just that influence now, not just in the past few years, but forever. The ability of the press, in concert with versions of the Deep State, to twist and deform and undermine and reverse and fragment public perception, on every major story and issue, is basically substituting death for life. If the population is, on a daily basis, under the influence of such mind control, then what kind of breakthrough is possible? No breakthrough. None. The game is over,” kata Jon Rappoport setelah Trump masuk di Gedung Putih 2017 (Lihat di SINI).

Analisa Jon Rappoport sangat aktual, dan juga sangat luas serta mendalam tentang soal saling hubungan deep state (neolib internasional, penggagas NWO, atau Henry Makow sering menamakannya ‘Illuminati’). Demikian juga kaitannya dengan publik dunia, atau masyarakat di tiap negeri nasional dunia terutama di negeri-negeri maju/ industri, tetapi juga di negeri-negeri tertinggal kaya SDA seperti Indonesia. Harus juga dicatat di sini bahwa menguasai duit/ ekonomi adalah juga bagian yang teramat penting bagi rencana NWO. Menguasai duitnya dan cuci otak rakyatnya beserta para pemimpinnya (100% mind control dan 100% brainwashing).




Dari uraian Jon Rappoport, sangat jelaslah akibatnya mengapa orang-orang Indonesia termasuk anak-anak mudanya tidak bisa melihat “the pernicious influence of mainstream news“, berita-berita internaional yang melahirkan opini nasional yang keliru. Ambil contoh misalnya pendapat orang-orang Indonesia selama ini tentang ‘komunisme’ atau juga tentang ‘neoliberalisme’, juga tentang ‘terorisme’, atau NWO itu sendiri, pendapat mana akhir-akhir ini sudah banyak perubahan atau berubah total.

Pendapat yang ada selama ini adalah pendapat yang ditanamkan dan diinginkan oleh orang luar, penggagas NWO itu. Pendapat-pendapat sangat keliru yang tujuannya 100% pecah belah! Mereka sempat berhasil dengan sukses. Ambil contoh 1965.

Bahkan di kalangan akademisinya sampai sekarang juga masih tertinggal dari pengetahuan yang luar biasa pentingnya ini. Selain akademisinya, elit politiknya juga tertinggal tentu atau terkena “pernicious influence” itu. Semuanya sudah dininabobokkan oleh Main Stream Media internasional itu selama lebih dari 200 tahun.

Karena itu, persoalan ini adalah hidup-mati satu bangsa atau hidup-mati seluruh kemanusiaan dunia pada umumnya. Tetapi untunglah kita, kata Jon Rappoport, dengan lahirnya internet dan keterbukaan, dengan bermunculannya media independent seluruh dunia, maka “through the Internet, that brainwashing is being shattered by independent media, piece by piece“.

Mari terus memanfaatkan era keterbukaan dan internet. Mari terus membaca menambah dan mendalami persoalan-persoalan penting dunia sekarang ini, dengan memahami kontradiksi pokok dunia sekarang; yaitu KONTRADIKSI antara kepentingan nasional kontra kepentingan internasional neolib-globalis NWO. Mengetahui hakekat persoalannya bagi kita sudah mungkin sekarang ini, karena sudah ada internet dan keterbukaan. Informasi dan pengetahuan mengalir bebas dari semua untuk semua.

Inilah juga bagian yang sangat penting dari REVOLUSI MENTAL, menambah dan memperdalam serta memperluas pengetahuan tentang kehidupan dalam kontradiksi pokok dunia yang kita harus hadapi sekarang ini.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.