Kolom Joni H. Tarigan: INSINYUR JAWA BARAT

Jika mengacu ke Kamus Besar Bahasa Indnesia (online), insinyur adalah sarjana teknik. Kemungkinan asal kata dari insinyur ini dari bahasa Belanda, yakni ingeneur. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, maka ingneur adalah engineer.

Terjemahan bebas google memberikan defenisi engineer adalah seseorang yang merancang, membangun, serta merawat mesin, peralatan mekanik, atau pekerjaan publik. Sedangkan engineering adalah penggunaan kreatif terhadap ilmu pengetahuan, metode matematik, serta pengalaman, untuk berinovasi, perancangan, pembangunan, menggunakan dan merawat bangunan, mesin, bahan, peralatan, sistem, proses serta organisasi.




Dengan kata lain, insinyur itu adalah seseorang yang melakukan profesinya berdasarkan parameter terukur berdasarkan hitungan dan juga pengalaman.

Dalam kepemimpinan Republik Indonesia, saya sangat menaruh perhatian khusus terhadap kontribusi insinyur dalam kepemimpinan Indonesia. Bapak Proklamator merupakan seorang insinyur teknik sipil. Julukan lain baginya adalah the Fonding Father of Indonesia. Boleh dikatakan, ia memimpin Indonesia dalam kondisi kritis mencapai kemerdekaannya.




Kondisi kritis ke dua setelah Kemerdekaan Indoensia adalah 1998, dimana Soeharto lengser dari jabatannya yang telah menjadi Presiden RI selama 32 tahun. Kekacauan sosial, politik, dan ekonomi diperkirakan banyak orang di dunia akan membawa indonesia ke negara yang hancur alias gagal. Faktanya, B.J. Habibie dengan kebijakan yang tidak populis, tetapi terukur mampu membalikkan keadaan. Indonesia tidak menjadi negara gagal. B.J. Habibie adalah seorang insinyur pesawat.

Indonesia akan menghadapai bonus demografi pada 2030-2040 (Siaran Pers Bappenas, 22 Mei 2017).Pada periode ini, penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 297 juta jiwa. Dari jumlah ini , 64% merupakan usia produksif (15-64 tahun). Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan yang tidak produktif, yang jika memiliki kualitas yang mumpuni, serta lapangan kerja yang memadai akan menjadi motor penggerak yang sangat baik bagi ekonomi dan sosial Indonesia.

Akan tetapi, dalam publikasi oleh CISIS Indonesia yang berjudul “Perjalanan Reformasi Ekonomi Indonesia 1997-2016” menuliskan bahwa terjadi pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada 2010 mencapai 6.8%, melemah ke 5%. Indonesia kalah saing dengan biaya logistik yang mahal, melemahnya daya beli, serta arus investasi yang tidak baik. Dalam dokumen ini juga dipaparkan bahwa pemerintahan SBY juga sudah menyadari bahwa pembangunan infrastruktur sangat penting. Namun pada pelaksanaannya banyak benturan, termasuk regulasi dan gaya kepemimpinan. Di laman Okezone (Klik di SINI) dipaparkan pertumbuhan ekonomi melemah sampai 4% pada 2014.

Berkaitan dengan bonus demografi, tentu akan menjadi ancaman jika keadaan ekonomi yang terus melemah. Dikutip dari laman Tibuniews (Klik di SINI), ekonomi Indonesia bertumbuh sebesar 4.88% pada tahun 2015. Ekonomi terus bertumbuh menjadi 5.02% pada tahun 2016. Dari laman Kontan (Klik Di SINI) dipaparkan bahwa pencapaian ekonomi Indonesia pada 2017 membaik menjadi 5.07%. Pertumbuhan ini tentu belum sesuai dengan target ataupun janji pemeritahan Jokowi-JK, akan tetapi kita patut bersyukur bahwa trendingnya kembali membaik setelah pelemahan sejak 2010.

Kita dalam kondisi kritis tengah mempersiapkan bonus demografi, dan trend positif pertumbuhan ekonomi menjadi harapan bagi Indonesia. Melihat fakta ini perhatian saya kembali kepada sosok seorang insinyur. Presiden Indonesia saat ini adalah seorang insinyur lulusan UGM. Saya melihat banyak perbaikan yang telah dan sedang dilakukan dalam pemerintahannya. Banyak kebijakan yang terlihat tidak populis, akan tetapi mungkin sebagai seorang insinyur ia memiliki keyakinan yang terukur, sama halnya dengan dua insinnyur pendahulunya (Soekarno, Habibie). Semoga saja, ilmu yang terukur berbasiskan hitungan dan pengalaman benar-benar mampu mempersiapkan Indonesia menuju bangsa yang lebih baik lagi.




Melihat jejak 3 insinyur ini, pandangan saya tertuju pada seorang insinyur yang lain. Ialah Ridwan Kamil sang arsitektur. Dia tidak saja mengarsiteki tata kota dan properti, tetapi ia juga telah menjadi arsitek bagi Kota Bandung. Bandung juga telah berubah di tangannya, begitu saya memasuki kota Bandung, kesan rapi dan tertata langsung dapat dirasakan. Tentu banyak juga yang pro dan kontra, akan tetapi sifat seorang insinyur melekat pada apa yang ia telah lakukan, terukur dan terstruktur.

Dalam waktu dekat sang insinyur ini akan ikut dalam pesta demokrasi PILGUB JABAR 2018, semoga saja ketika ia terpilih nanti ia tetap menjalankannya seperti seorang insinyur, membuat kebijakan berdasarkan perhitungan dan pengalaman. Selain THREE ENGINEERS yang memimpin NKRI ini, semoga Ridwan Kamil menjadi INSINYUR JAWA BARAT.

Salam semangat dan perjuangan.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.