Kolom Andi Safiah: NGOMEL DI FB

Ngomel-ngomel di Facebook itu bagus, karena Facebook adalah tempat terbaik untuk ngomel. Tapi, bagi mereka yang ingin melihat Indonesia waras namun tidak berani terjun ke dalam dunia politik, yang selama ini dikuasai oleh beragam jenis mafia, bagi saya mereka hanyalah kumpulan manusia idiots. Mereka berpikir, dengan ngomel di Facebook, segala persoalan yang mereka protes akan selesai dengan sendirinya.

Tidak, jawabannya jelas tidak!

Perubahan butuh pergerakan yang terstruktur, terukur dan massive. Tidak ada perubahan yang berarti hanya dengan ngomel. Coba perhatikan Fahri Hamzah atau Fadly Zonk, mereka jelas jauh lebih signifikan omelannya karena berdiri di atas jalur konstitusional. Apapun yang keluar dari mulut mereka akan menjadi santapan empuk dari mereka yang memang membutuhkan bahan untuk diolah menjadi issue sekaligus bahan omelan di Facebook.




Saya adalah salah seorang Facebookers yang paling doyan ngomel dan itu sudah berlangsung sejak Facebook lahir. Dari sana saya menyadari, apapun yang sudah saya muntahkan di Facebook tidak ada nilainya di mata aparat negara yang bermental koruptif. Segala jenis teori tidak berharga di hadapan mereka jika kepentingan mereka tidak bisa anda akomodir.

Contoh serius bisa dilihat langsung di Jakarta. Rakyat yang tadinya bisa dengan bebas curhat pada kepala pelayanan rakyat di Balai Kota langsung hilang seperti disapu tsunami.  Inilah akibat rakyat yang tidak cerdas dalam menentukan nasibnya sendiri. Uniknya, mereka justru pasrah dengan penindasan yang dihadapinya sehari-hari.

Poinnya simpel, bahwa mereka yang doyan ngomel-ngomel di Facebook harus berani memindahkan kebiasaan mereka pada arena yang dimainkan oleh Fadly Zonk, Fahri Hamzah bahkan ASU sekalipun. Ambil bagian dari proses perubahan yang kita bayangkan dan berhenti menunggu “satria baja haram” karena itu tidak ada dalam dunia nyata.

Jadilah sang perubah itu sendiri. Mungkin bisa dimulai dengan menjadi RT teladan, atau Hansip profesional di lingkungan anda masing-masing. Atau, kalau cukup punya modal dan keberanian, masuklah dalam jaringan Parpol yang sering anda cap korup. Masuklah dan tawarkan idealisme membara dan menggebu-gebu dalam diri anda. Buktikan bahwa anda bukanlah calon koruptor pengganti koruptor yang sudah ditangkap KPK.

Jokowi yang tukang kayu saja bisa menjadi Presiden Indonesia, masa anda yang CEO sebuah perusahaan raksasa tidak bisa. Saya kira, semua orang yang hidup di Indonesia punya hak dan kesempatan sama untuk menjadi apapun selama dia mau berjuang ke arah itu.

Berhentilah menjadi “pengomel” di Facebook. Ngomellah di tempat yang tepat yang memang disediakan oleh konstitusi. Ingat, kamu sangat dibutuhkan di negeri yang memang menyimpan begitu banyak potensi seperti Indonesia.

#Itusaja!







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.