Kolom Ganggas Yusmoro: SOSOK CAWAPRES JOKOWI AKAN PERTARUHKAN BANGSA DAN NEGARA

Kenapa begitu? Pilpres 2019 jika diamati bukan lagi sebuah suksesi kepemimpinan biasa di negeri ini. Bukan lagi kontestasi yang mengedepankan pesta Demokrasi yang semua bersukaria memilih pemimpin yang menjadi idola sebagaimana pemilihan di tayangan Televisi dalam acara Idol.

Dengan kinerja Jokowi yang menyapu bersih para maling seperti halnya yang dilakukan Ahok di DKI, sekaligus membuktikan bahwa Jokowi seorang pemimpin yang tangguh, yang kopig, yang berprinsip.




Inilah menjadi alasan bagi para begundal negeri ini dengan satu tekad,Jokowi harus dikalahkan. Itu kenapa mereka sejak awal menggaungkan tagar Ganti Presiden. Memang, dari survey yang telah dilakukan, muncul nama-nama yang sudah tidak asing lagi. Ada Ibu Sri Mulyani, Pak Erlangga ketua Golkar, Pak Mahfud, Pak Tito Karnavian, Ibu Susi Pujiastuti dan Pak Moeldoko.

Persoalannya adalah, sebagaimana Pilkada DKI dan Pilkada Sumut, secara umum birokrat Indonesia belum mau diajak memperbaiki bangsa. Birokrat sudah terlampau lama biasa duduk manis ongkang-ongkang kaki sak karepe dewe. Bisa kembali maling, kembali KKN, atau kembali mempersulit pelayanan supaya dapat incrit. Itu terbukti dari beberapa survey, bahwa PNS tidak suka sama Jokowi. Seperti halnya Ahok dan Pak Jarot yang akhirnya harus menyerah kalah oleh keadaan, bukan oleh akal sehat.

Lalu, siapa yang ideal dan tepat untuk menjadi Cawapres mengantisipasi situasi yang terjadi di Pilpres 2019?

Sebentar, ada beberapa alternatip oposisi akan menjegal Jokowi:
1. Akan kembali menggunakan cara-cara di Pilkada DKI dan ini sudah diwacanakan oleh PKS.
2. Jika diamati, Anis, Sandiaga dan Pak Gatot ke Amrik dengan alasannya masing-masing, apakah begitu saja kita percaya? Rasanya ada deal-deal dengan konsultan politik untuk mencari cara titik lemah Jokowi. Itu akan menjadi amunisi.
3. JIka JK menjadi King Maker, situasi akan bertambah runyam. Beliau sebagai tokoh kawakan dan mempunyai jam terbang di dunia perpolitikan, tentu punya pengaruh dahsyat. Apalagi pernah sebagai Ketua Dewan Masjid, Ketua Golkar, dan masih mempunyai taring. Jokowi akan semakin berat melawan mereka.

Rasanya, isu agama masih menjadi isu yang sexy, isu yang mudah untuk mempengaruhi basis massa. Jokowi tentu saja harus mempertimbangkan hal ini.

Lalu, siapa yang Ideal? Di sinilah yang menjadi rumit. Meski TGP juga disebut-sebut dalam bursa Cawapres, apakah beliau mempunyai basis massa secara Nasional?  Bagaimana kalau Pak Mahfud? Memang Pak Mahfud di samping seorang Tokoh Nasionalis, beliau juga Orang NU. NU yang mempunyai basis massa. Yang di kalangan NU sudah seperti sedulur dewe.

Pertanyaannya adalah, apakah Cak Imin rela Cawapres diserobot oleh Pak Mahfud?

Yang pasti, jika Emak Banteng yang tentu saja rasanya mempunyai hak veto soal Cawapres serampangan dan tidak mempertimbangkan secara detail, akurat serta terukur, lalu salah memilih Cawapres Jokowi, Indonesia akan kembali rusak. Apa yang sudah dikerjakan Jokowi akan remuk.

Itulah mengapa Jokowi tidak boleh salah memilih Cawapres karena di Pilpres 2019 lawannya adalah para begundal yang ingin menguasai Sumber Daya Alam kembali. Jika sampai kalah, Indonesia akan kembali ke jaman kegelapan, kembali ke jaman batu, kembali para perampok yang berpesta pora. Ngeri.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.