Kolom Sanji Ono: FREEPORT AMBIL ALIH

Bani Codot membahas soal keberhasilan Indonesia mengambil alih 51% saham Freeport senilai 3,85 milyar dollar, mereka mengatakan langkah Jokowi adalah sebuah kebodohan karena harusnya kalau mau nunggu sampai 2021 saja, kita bisa dapat gratis 100% saham Freeport. Nggak perlu Inalum berhutang ke bank untuk take over saham Freeport.

“Masak tanah kita sendiri, mereka yang sewa, kok kita yang disuruh beli saham? Kan gila itu?” teriak Bani Codot.

Masa kontrak karya Freeport benar habis tahun 2021 nanti. Setelah selesai, apakah kita bisa langsung mengambil alih semudah membalikan telapak tangan, kayak Bani Codot bilang di atas?

Jelas tidak. Saat kontrak habis dan tidak ada opsi perpanjangan, Freeport di Timika akan mengangkat dan membongkar semua aset mereka mulai alat, sistem/ software, tenaga kerja, dll. Sekedar informasi untuk merakit alat apalagi tambang bawah tanah saat ini butuh teknologi tinggi serta butuh biaya besar dan waktu yang lama, Apakah kira-kira Indonesia sanggup menyediakan ratusan Triliunan untuk itu semua dan hasilnya 3-5 tahun ke depan baru dirasakan?

Kira-kira apa yang terjadi saat Freeport vakum? Pertama, jelas mereka akan gugat ke Mahkamah Internasional. Kalau Indonesia kalah, maka denda yang dijatuhkan jauh lebih besar.

Yang ke dua, kondisi sosial di Timika, 80% APBD Timika berasal dari pajak Freeport. Kalau Freeport nggak bayar, 3-5 tahun akan ada konflik sosial di sana karena gaji pegawai, guru, operasional, dll. nggak dibayar. Perusahaan lokal yang selama ini sebagai subcont akan berhenti total. Pengangguran di mana-mana.

Saat puluhan tahun Indonesia cuma dapat 1% dari keuntungan Freeport, suara kalian ke mana?

Ini adalah solusi terbaik. Benar kekurangan dana divestasi saham Freeport diambil dari pinjaman bank. Tapi, kalau hasilnya bisa membayar bahkan memberikan keuntungan besar, kenapa opsi ini nggak diambil?

Berdasarkan laporan keuangan PT Freeport Indonesia Tahun 2017, total pendapatan bersih PT FI mencapai US$ 4,45 miliar atau setara Rp 63,6 triliun (perhitungan kurs Rp 14.300). Sementara untuk keuntungan dalam setahun mencapai US$ 1,2 miliar atau Rp 17,2 triliun.

Kalau kita punya saham 51%, berarti kebagian hampir Rp. 9 T per tahun. Hutang Rp. 33 T akan selesai hanya dalam waktu 3,5 – 4 tahun. Dan, kondisi sosial di sana tetap terjaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.