Kolom Muhammad Nurdin: PIALA DUNIA DAN LUCU-LUCUAN PILPRES 2019

Hasil Final Piala Dunia yang memenangkan Prancis, membuat Anies Baswedan dikukuhkan sebagai simbol “kesialan”. Setelah dukungannya kepada Arab, Jerman dan Belgia yang nyata-nyata harus mudik duluan, kini giliran Kroasia bernasib nahas.

Anies dan banyak lagi Kampret semisal Fahri Hamzah mendukung Kroasia, sambil nyerempet-nyerempet Pilpres 2019.




Kroasia disimbolkan sebagai pembawa pesan “perubahan”. Bahkan. Fahri secara terang-terangan menyebut, jika Prancis menang, isyarat incumbent menang. Jika Kroasia menang, incumbent keok.

Saya heran. Sepak bola adalah soal skill, mental dan kemujuran. Kenapa harus dikaitkan dengan politik dalam negeri? Kampungan! Nonton bola itu hiburan. Sebab capek, jika makin banyak tayangan yag semisal ILC. Tapi, nyatanya, yang ada justru ILC masuk ke lingkaran Piala Dunia. Kan capek kalo gini?! Ngasong dukungan cuma untuk naikin elektabilitas. Sialnya, yang didukung malah ketimpa sial juga.

Pada akhirnya, gado-gado politik-piala dunia cuma jadi bahan lucu-lucuan bagi para cebong. Sebab, ulah kampret bikin ngelus dada mulu. Masa olahraga jadi mangsa untuk direnggut kehormatannya. Masih hangat soal Zohri, pelari tercepat U20 ini adalah “celah” para Kampret ngasong fitnah untuk serang pemerintah.

Menang pun salah, apalagi kalah. Ini memang soal mental. Mental tempe. Dimana saat Freeport dikuasi 51% sahamnya, dianggap kebohongan. Prancis sudah menang. Dan tidak perlu dicocokologikan incumbent akan menang. Ini kampungan.

Incumbent akan tetap menang bahkan jika Prancis kalah. 😀




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.