Kolom Sanji Ono: MENAMPAR WAJAH SENDIRI

Ketua Umum Partai Berkarya (Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto) menyentil pemerintahan pascareformasi. Baginya, tidak ada perbaikan dalam pembangunan di Indonesia. Tommy mengatakan: “Reformasi janjikan KKN hilang, tapi nyatanya makin parah. Utang luar negeri semakin besar. Investasi asing pun semakin dimanja.”

Jadi, gini mas, menurut saya semuanya ini kesalahan Patih Gajah Mada, karena dulu Majapahit memberikan Kontrak Karya kepada perusahaan asing yang sangat merugikan negeri ini.

Contohnya Freeport. Bayangin selama puluhan tahun kita cuma dapat 1% dari keuntungan mereka. Di zaman itu juga sumur-sumur bor potensial diobral ke asing. Contohnya, Blok minyak Duri-Riau. Sumur minyak terbesar di Indonesia dengan produksi 300 ribu barel per hari ini diberikan kepada Caltex. Sekarang berubah nama menjadi Chevron.

Masalah KKN di zaman ini juga sangat parah. Bayangkan, seorang raja yang berkuasa sampai 32 tahun bernama Eyang Suharto sampai membuat PP yang isinya mewajibkan semua BUMN di negeri ini memberikan 5% keuntungan mereka untuk disetor ke Yayasan Supersemar. Ini yayasan keluarga, loh. Gila ngak? Coba uang rakyat dipakai untuk kepentingan pribadi keluarga ini, seperti bangun hotel, jalan tol, buat perkebunan, dll.

Kesimpulannya dari data di atas, lebih pro asing mana mas antara Jokowi dengan Mbah Harto? Lebih KKN mana antara Mbah Harto dengan keluarga Jokowi yang ogah terjun ke dunia politik? Jangankan buat yayasan atau perusahaan untuk minta jatah proyek ke negara, anak-anaknya malah milih jualan pisang dan Martabak.




Saya tahu anda ingin membesarkan partai berkarya, ingin mengembalikan kejayaan trah Suharto, tapi cara anda salah. Menyerang Jokowi dengan isu asing dan KKN itu seperti membuka borok sendiri. 1 jari menujuk orang lain 4 jari menujuk diri sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.