Kolom Asaaro Lahagu: 97% ANIES-AHY DIPASTIKAN LAWAN JOKOWI DI PILPRES 2019

SKCK Prabowo yang beredar, hanya pengalihan. Prabowo tidak akan maju sebagai Capres menantang Jokowi. Saat Prabowo-SBY dengan insting militer keduanya mengaduk-aduk strategi, maka keluarlah hasil mengejutkan. Peluang Anies-AHY lebih besar ketimbang peluang Prabowo-Anies atau Prabowo-AHY.

Dalam kamus Prabowo-SBY, tidak ada istilah kalah.

Pada pilpres 2019 yang akan datang, pihak Prabowo yang harus menang. Saat disimulasikan oleh kedua jenderal ini, kalah-kalah, menang-kalah, menang-menang, maka akhirnya Prabowo legowo untuk tidak lagi maju. Prabowo-SBY memutuskan bahwa Anies-AHY-lah yang akan menantang Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.

Keputusan Prabowo-SBY itu masih sangat dirahasiakan. Sama dengan strategi Jokowi yang pada last minute akan mengumumkan nama Cawapresnya. Hal yang sama dilakukan oleh Prabowo-SBY. Adu strategi, bukan? Padahal Prabowo-SBY sudah tahu siapa yang mereka usung. Inilah kelebihan seorang jenderal sekelas SBY.

Sebagai pengalihan, maka mungkin akan disuruh Aher, Amin Rais, Mardani Ali Sera atau yang lain untuk mengurus SKCK. Pun Anies pada last minute meminta ijin Presiden. Sengaja dilambatkan.

Jika Jokowi tidak memberi ijin kepada Anies sesuai dengan PP yang dikeluarkan Jokowi maka Jokowi akan disalahkan. Lengkaplah sudah Anies sebagai korban

Mantap. Ini jelas akan membingungkan sekaligus mengacaukan prediksi para ketum Jokowi yang polos-polos plus lugu semacam Muhaimin, Airlangga, Romy, Mega, Oso dan Surya Paloh hehe.

Untunglah ada sedikit kebocoran rahasia kedua Jenderal ini. Sehingga jenderal yang ada di koalisi Jokowi bisa meng-counter strategi mereka. Kalau tidak, koalisi Jokowi akan ternganga pada manufer Prabowo. Prabowo akan membiarkan dirinya diserang habis-habisan sebagai objek penderita. Termasuk serangan bocoran dokumen Amerika terkait keterlibatan Prabowo pada penculikan para aktivis 1998. Ketika pada hari H pendaftaran, nama Anies justru yang muncul, maka paniklah semua.

Infor valid A1 di atas, selain dicetuskan oleh Effendi Simbolon, juga diperoleh informan lain dari kalangan partai oposisi yang pecah kongsi. Info valid itu menyebutkan sudah 97% kepastiannya. Hanya 3% kemungkinan bisa berubah. Benarkah info valid ini? Atau hanya sekedar terkaan atau psywar belaka? Mari kita periksa sinyal-sinyalnya dengan hati riang gembira, sukses dan bahagia selamanya.

Dari hasil survei, elektabilitas Prabowo selalu kalah. Apalagi bau kekalahan sudah diderita dua kali oleh Prabowo di 2009 dan 2014. Belum lagi kasus Prabowo soal penculikan aktivis masih sulit dilepas dari jejak rekamnya. Berdasarkan fakta tersebut, maka sangat logis jika Prabowo secara legowo mengubur keinginannya demi memenangi kontestasi Pilpres 2019.

Dalam kalkulasi dua Jenderal ini, duet Anies-AHY sangat tepat. Alasannya karena secara politis kedua orang ini mewakili pemilih kaum milenial. Selain itu, Anies bisa mengulang kesuksesan SBY memainkan drama korban politik saat dipecat Megawati dari jabatan menteri. Anies bisa membuat dirinya sebagai korban pecatan Jokowi dari kursi menteri.

Agar terlihat lebih melankolis, Anies di DKI Jakarta akan terus memancing publik agar dia dijadikan objek bully. Jika Anies terkesan membiarkan pelaksanaan Asian Games semrawut, itu karena disengaja. Anies terus berlaga lugu, bego dan bohong agar dia terus dibully. Tujuannya adalah untuk menarik simpati publik yang memang bisa dibodohi dengan kata-kata nantinya.

Terkait perhelatan Asian games, Anies dengan seni kata akan beralasan bahwa pusat terlalu sombong, terlalu agresi mengintervensi atau tidak mempercayai Pemprov DKI di bawah pimpinannya. Anies justru dengan cerdik bisa memanfaatkan kesuksesan pelaksanaan Asian games sebagai kesuksesannya dan kekurangan sebagai kesalahan pusat alias Jokowi. Jadi nantinya Anies dengan cerdik, akan mengubah kelemahannya saat di DKI menjadi keunggulannya.

Dan soal seni kata ini, Anies terbukti sukses di DKI mengalahkan Ahok. Seni kata sudah terbukti manjur di DKI Jakarta. Diprediksi seni kata Anies akan lebih manjur di Jawa Barat, Banten, Jateng dan Jawa Timur. Jika Anies sudah mengklaim bahwa Jabar, Jateng dan Jatim menginginkannya maju sebagai Capres, itulah bagian seni kata Anies.Seni kata inilah dengan bumbu SARA akan menjadi modal spektakuler Anies untuk mengalahkan Jokowi.

Kembali kepada kecerdikan SBY. SBY memang sudah mulai menebar sikap melankolis. Ia mengatakan bahwa hubungannya dengan Megawati masih belum pulih. Untuk apa mengungkit hal itu? Agar publik mengingat keburukan Mega saat memecat SBY sekaligus mengingat Jokowi yang memecat Anies.

Lalu bagaimana dengan PKS yang susah payah dengan tagar ganti presiden itu? Sekali lagi, kepiawaian SBY mampu menekuk PKS. PKS yang sudah bekerja keras dan SBY yang memetik hasilnya. Impian PKS untuk memasangkan Anies-Aher tinggal kenangan. Mau tidak mau, PKS ditambah PAN harus ikut gerbong SBY atau dengan muka masem ikut koalisi Jokowi.

Pilpres 2019 saya prediksi sangat sengit. Ketika Anies menjadi lawan Jokowi, maka yang terjadi adalah hiruk-pikuk luar biasa seperti yang terjadi di Pilgub DKI. Akankah Anies mantan menteri Jokowi mengalahkan Jokowi dan mengulang kesuksesan SBY saat mengalahkan Megawati? Mari kita lihat kekisruhan politik selanjutnya.




One thought on “Kolom Asaaro Lahagu: 97% ANIES-AHY DIPASTIKAN LAWAN JOKOWI DI PILPRES 2019

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.