Kolom Sanji Ono: CARA CERDAS JOKOWI MENAMPAR DUO BADUT

Pengambilalihan penanganan Sungai Sentiong oleh Pusat adalah sebuah tamparan keras yang dilakuan Jokowi untuk duo badut. Bagaimana tidak? Jakarta saat ini menjadi sorotan mata bukan hanya Indonesia, tapi hampir seluruh dunia, karena menjadi salah satu kota penyelenggara Event Akbar Asian Games. Jelas kini semua orang menganggap Anis adalah gubernur gagal yang tak becus bekerja.

Asian Games tinggal menghitung hari, tapi kondisi Jakarta masih kacau balau mulai dari penataan trotoar, pengecatan pembatas jalan, tiang bendera negara peserta, sampai kondisi Sungai Sentiong yang menghitam dan berbau busuk yang berdekatan dengan Wisma Atlit Asian Games.

Jokowi mungkin membaca media asing yang menyoroti masalah kali busuk ini. Mungkin beliau juga membaca ocehan kita di Sosmed yang setiap hari menyorot kekonyolan duo badut ini menangani Jakarta terkhusus Sungai Sentiong. Mulai memasang cadar senilai Rp. 500 juta sampai rencana mencampurkan pewangi ke aliran sungai.

Pakar Limnologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Gadis Sri Haryani, heran dengan cara Pemprov DKI Jakarta menghilangkan bau tak sedap di Kali Item dengan memberi pewangi. Beliau mengatakan: “Maksudnya pewangi apa ya, aduh… baru ngerti kali dikasih pewangi. Itu kan bau dari gas metana yang dihasilkan oleh bakteri. Bakteri ini melakukan aktivitasnya dengan zat organik sehingga hasilnya bau kalau diberi pewangi. Tapi, kalau tidak diatasi masalahnya, pencemarannya, menurut saya tidak ada gunanya.”

Firdaus Ali pakar tata air dari Universitas Indonesia (UI) heran dengan kebijakan yang dilakukan Anis. Firdaus mengatakan apa yang dilakukan Pemprov DKI sangat berbahaya karena penutupan permukaan air dengan waring bisa memicu ledakan yang disebabkan gas metana. Badan air yang ditutup bisa membuat ruang di Kali Item tidak teraliri oksigen. Hal itu akan menimbulkan dekomposisi material organik yang menghasilkan gas metana.

Akhirnya, waktu yang dinantikan tiba. Yup, Pak Basuki Hadimuyono Menteri PUPR kembali turun tangan. Beliau mengambil alih penanganan kali. Tanpa banyak bicara dan berteori manis ala Anis beliau langsung menurunkan beberapa mobil penyedot untuk mengangkat lumpur-lumpur yang mengendap di dasar kali. Beliau juga membuka pintu air Gang Kelor (PA Sentiong). Air yang berasal dari Bendung Katulampa Bogor ini dialirkan ke Kali Sentiong sehingga diharapkan ada pergantian air di Kali Sentiong.

Gua yakin Pakde dan Pak Basuki sudah sangat jengkel dengan Anis. Sebenarnya dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Jokowi sangat …. sangat bisa memecat Anis yang dianggap berkinerja buruk dan gagal menangani Jakarta. Tapi, sekali lagi, Jokowi itu pintar dan cerdik. Beliau tahu hal itu hanya memberikan Anis karpet merah untuk jadi Capres 2019. Anis pasti akan mendaptkan limpahan simpati dari fans ‘demo wiro sableng’ karena dianggap terzolimi. Ini hampir sama kasusnya dengan Pilpres 2004, dimana SBY mendapat simpati karena dianggap teraniaya dipecat jadi menteri oleh Megawati.

Apa yang dilakukan Jokowi saat ini sangat brilian. Dia tidak langsung mendamprat Anis. Dia membiarkan rakyat menilai dahulu kinerja Anis. Saat rakyat muak dan hilang kesabaran, Jokowi masuk menyelesaikan semua masalah yang tidak bisa dibereskan Anis. Tanpa harus mengotori tangan, Jokowi berhasil menampar duo badut ini dan mendapat point tinggi di mata rakyat.

Lagian pula, lucu juga lah, kan cuma keledai yang jatuh di tempat yang sama. Masak iya lulusan Amerika bergelar PHD mau dipecat 2 kali oleh orang yang sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.