Kolom Ganggas Yusmoro: NEGERI INI MABUK AGAMA?

Ketika satu per satu orang-orang yang dulu begitu atraktif penuh emosional berteriak lantang penuh kebencian terhadap seorang Ahok akhirnya tertangkap KPK karena korupsi uang rakyat. Ngerampok uang dari masyarakat yang menyisihkan rezekinya. Karena sadar bahwa membayar pajak adalah kewajiban, maka ketika dimaling oleh mereka-mereka yang mengaku lebih beragama, dengan kostum yang gamis, tentu timbul gejolak di hati kita, timbul sejuta tanya, ada apa dengan mereka?

Terbukti  mulai Patrialis Akbar, Gubernur Jambi Zumi Zola, Bupati Jambi Selatan adik Ketua PAN, bos Abu Tour yang merugikan ratusan ribu manusia, hingga kader PKS yang seringkali membuat framing agar banyak orang menghakimi keluarga Presiden Jokowi. Tentu ini merupakan sebuah hal kontra produktif dari nilai agama yang konon mengajarkan nilai Kasih, Kemanusiaan, dan Cinta.

“Jangan salahkan agama, salahkan manusianya!” Seringkali banyak orang berusaha berkelit ketika agama dijadikan biang keladi atau kambing hitam. Lalu, ketika mulai lahir procot sudah dijejali oleh ajaran agama, serta sejak usia dini juga sudah dicekoki  agama, bahkan negara menggelontorkan duit untuk Departemen Agama. Apa hasilnya?

Persoalannya adalah, kenapa banyak orang semakin ke sini makin bingung dengan nilai-nilai agama? Faktanya ,tiba-tiba kita semua dikejutkan oleh bom bunuh diri yang memakan banyak orang. Darah berceceran, nyawa melayang sia-sia. Apa orientasinya? Juga agama.

Juga, seperti halnya Pilkada DKI, ketika politik identitas agama dikedepankan, dipakai senjata, apa yang terjadi? Terpilihlah pemimpin yang tidak kredibel, tidak berkwalitas, alias tidak mutu. ORA ISO OPO OPO. Bisanya hanya beretorika alias ngoceh.

Bahkan seorang Jokowi yang tidak pernah “ngrasani orang”,  yang tidak pernah menaruh dendam pada siapapun, yang tidak pernah njelek-njelekin orang, justru dihajar habis- habisan dengan agama. Ketika sholat pakai kaos kakipun oleh Jonru yang sekarang dipenjara dinyinyiri.

“Mas, sejarah telah membuktikan, agama tidak bisa mempersatukan umat manusia. Karena sudah terbukti, meski agamanya sama, nabinya sama, kitabnya sama. mereka telah saling mengklaim merasa bener, bahkan saling membunuh.”

Ketika banyak negara di Eropa ataupun Asia, mulai Irlandia, Swiss, Belanda dan di Asia seperti halnya Jepang, Korsel dan Singapura, yang cenderung lebih damai karena agama ditaruh di hati masing-masing, tidak dibicarakan untuk konsumsi publik bahkan untuk kepentingan politik, maka yang terbukti juga berbanding terbalik dengan negara-negara yang konon lebih beragama seperti halnya Pakistan, Afganistan, Syuriah dan negara-negara lainnya. Selalu kemelut dan rusuh.

“Negeri ini masih pada mabuk agama, Mas.”

Saya pun tercenung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.