Kolom Andi Safiah: ALAM

Dulu dan bahkan hingga saat ini manusia masih percaya bahwa Tuhan dan para dewa-dewilah yang mengatur semua yang ada; baik di langit maupun di bumi. Mereka merawat sekaligus menghancurkan dua sifat yang, jika dipikirkan, tentu saja bertabrakan satu dengan lainnya.

Kemudian, muncul pandangan alamiah bahwa manusia, apapun yang dia yakini atau percayai, sama sekali tidak ada hubungannya dengan cara kerja alam yang sifatnya mekanis dan tidak pasti.

Alam tentu saja tidak ambil pusing dengan semua keyakinan yang pernah diciptakan oleh manusia. Walaupun pandangan dari sisi spiritualisme cosmic kita adalah bagian dari alam, dan alam adalah kita sendiri, namun alam lagi-lagi bekerja dengan aturan mainnya sendiri.

Contoh paling sederhana bahwa persahabatan manusia dengan alam hanyalah sebuah “ilusi manusia”, lihat saja bencana alam. Mulai dari gempa bumi, longsor, tornado, tsunami, etc. Ini membuktikan bahwa manusia dan alam tidak pernah bersahabat. Ibarat numpang, species manusialah yang perlu selalu mengadabtasi perubahan alam, bukan sebaliknya.

Dengan begitu, fenomena alam macam gampa bisa dipahami sebagai sebuah siklus alamiah yang sudah berlangsung sejak milyaran tahun lamanya. Tugas kita sebagai species yang numpang lewat adalah beradabtasi dengan setiap perubahan yang datang dari alam.

#Itusaja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.