Kolom Sanji Ono: JANGAN MEMULAI, TAPI ………..

Pidato Presiden Jokowi kemarin di Sentul International Convention Center (Bogor) menuai kontroversi, terutama dari sahabat kita asal Negri Gelantungan. Mereka menuduh apa yang dikatakan Jokowi sangat tidak mendidik dan mengajarkan kekerasan.

Jokowi mengatakan: “Jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah. Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani,”

Bani Codot langsung kebakaran jenggot kambingnya mendengar pidato Jokowi. Mereka langsung mengoreng dan membuat isu kalau Presiden mengajarkan kekerasan kepada relawannya. Padahal, jelas, kalau kita lihat full videonya, maksud perkataan Jokowi ini soal perlawanan terhadap hoax, terutama di sosial media. Pakde menginginkan relawannya tidak membuat provokasi, menghasut dan menyebarkan kebencian, tapi bila ada yang menyebarkan hoax, ya harus dilawan.




Untuk sahabat Codot yang baik hati dan budiman, tahukah kalian pada tahun 2014 kemarin saat mengikuti konvensi Partai Golkarnya Prabowo pernah mengatakan begini?: “Bapak ibu kita kalau mengajarkan kita, Nak, belajar yang baik, jadi orang yang baik, kalau besar jadi orang baik membantu orang, membantu tetangga. Kalau strategi tidak begitu, kalau perlu kau rampok tetanggamu yang sedang kesusahan.”

Coba kalian bandingkan secara fair, lebih kasar dan lebih mengajarkan kekerasaan yang mana dengan perkataan Jokowi di atas? Terkadang, saat kalian menghujat Jokowi, kalian lupakan semua dosa-dosa yang pernah dilakukan Capres kalian. Dalam otak kalian, yang penting hujat dulu. Masalah salah benar itu no 6 setelah Pancasila.

Mencerna sebuah pidato saja kalian sulit apalagi memahami isinya. Lah, baca berita cuma judulnya doank. Asuuudahlah, ayoo diseruput lagi fifis ontanya…




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.