Kolom Ganggas Yusmoro: MAHFUD DEMI NU, BANGSA DAN NEGARA

“Pilpres 2019 bukan main-main, Mas. Ancamannya disintegrasi bangsa. Dan, itu sejak Pak Jokowi berani membubarkan HTI,” itu awal pembicaraanku dengan seseorang di ujung telepun.

“Tapi, kenapa harus mengorbankan seorang Pak Mahfud? Bahkan beliau harus mengurus kelengkapan persyaratan administrasi untuk Cwapres. Sekejam itukah politik?”

“Hahahaha…..” suara di ujung telepun ketawa.

“Sampeyan melihat hanya dari kulitnya, Mas. Pak Mahfud sejak awal sudah berada di barisan kita. Jika sampeyan mengamati sepak terjang Pak Mahfud sejak dipilih untuk menjadi anggota di team UKP- PIP (Unit Kerja Presiden Bidang Pembinaan Pancasila), tentu sampeyan bisa memahami dan mengerti bahwa sebenernya Pak Mahfud sudah berada di lingkungan istana. Dan, beliau juga ikut andil merumuskan Kyai Ma’Ruf agar menjadi Cawapres. Jangan heran, Pak Mahfud sengaja rela dijadikan umpan agar kami bisa leluasa menangkap selera mereka. Pak Mahfud memainkan itu dengan cantik, bukan?”

“Satu hal lagi, kenapa Kyai Ma’Ruf? Tentu kita semua tidak ingin di tubuh NU terjadi gesekan. Apalagi begitu jelas Cak Imin juga kebelet serta mekengkeng ingin jadi cawapres. Jika Pak Mahfud dipilih, Cak Imin bisa bisa mbalelo dan menyebrang ke mereka. Ini yang beresiko tinggi. Bisa jadi nanti terjadi poros ke tiga. Ini tidak efesien. Di samping membuang-buang energi, juga akan membuat hiruk pikuk perpolitikan di Tanah Air jika terjadi 2 putaran. Bangsa dan Negara yang jadi taruhannya.”

“Hmmm …….. toh faktanya yang dihadapi hanya seorang Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno?” aku ngeyel.

“Iya, sih. Namun, dalam berkompetisi, kita tidak boleh meremehkan. Di barisan mereka ada PKS dan PAN. Mereka sejak awal dalam kasus pembubaran HTI begitu jelas membela organisasi yang akan merongrong Pancasila. Apalagi jika sampeyan mengamati, pendukung di akar rumput mereka luar biasa militan, sangat ganatik. Jika yang dipilih bukan Kyai Ma’Ruf, bisa-bisa cara DKI akan mereka pakai untuk Pilpres 2019 ini. gawat, kan? “

“Jadi, Pak Mahfud mengorbankan dirinya, dong?”

“Dalam perjuangan akan selalu ada martir, akan selalu ada yang rela dan ikhlas untuk menjadikan dirinya korban demi sebuah hal yang kita cita-citakan bersama. Demi Bangsa dan Negara.”

Telepun kututup. Konflik batin yang sejak kemarin sore lumayan terobati. Berusaha menerima dan memahami langkah Jokowi. Memang apa yang disampaikan temen di ujung telepun benar adanya.

Dengan terpilihnya Kyai Ma’Ruf, NU terjaga persatuan dan kesatuannya. PKB tidak mbalelo. Otomatis mengeleminir tidak terjadi poros ke tiga. Bangsa dan Negara terselamatkan oleh manusia-manusia oportunis yang orientasinya hanya syahwat berkuasa. Apalagi jika mereka menang, resikonya teramat besar dalam hal persatuan dan kesatuan. Bahkan, jika Khilafah diberi ruang kembali, anak cucu dari bangsa ini yang dipertaruhkan. .

Anda luar biasa, Pak Mahfud.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.