Kolom Boen Syafi’i: HARUS OPTIMIS NAMUN REALISTIS

Kenapa Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan kedua bola mata ditempatkan di depan, bukan di samping lebih-lebih di belakang kepala? Karena Sang Tuhan ingin hamba-hambaNya menatap masa depan bukanya selalu melihat masa lalu. Tuhan suka terhadap sikap optimis, bukanya seorang yang pesimis.

Tetapi bukan melulu harus mempunyai sikap optimis saja, karena sikap ngrumangsani alias realistis di tengah sebuah usaha, juga sangat diperlukan adanya.

Masa lalu cukup dijadikan cermin untuk melangkah ke masa depan, agar di dalam perjalanan hidup tidak mudah terperosok di lubang yang sama. Dan dari masa lalu lah kita bisa belajar memperbaiki diri. Jika ada seseorang yang tidak pernah belajar menyikapi masa lalu, maka itu namanya bunuh diri. Misal, jika ada seseorang yang sudah gagal berkali-kali, tetapi masih saja ngeyel untuk meraih ambisinya, maka inilah sejatinya orang yang tidak pernah “ngrumangsani” diri.

Terkadang dengan adanya kegagalan, Sang Tuhan justru telah menyiapkan dan memberikan jalan untuk sebuah ikhtiar yang lainnya. Tetapi, karena sifat ambisius itu menutupi sikap ngrumangsani, maka Sang Tuhan pun lepas tangan dengan membiarkan si ambisius itu merasakan deritanya.

So, bila gagal lagi untuk yang keenamkalinya, mungkin pihak MURI dan perusahaan sabun colek nantinya bisa memberikan hadiah spesial, berupa:  “Piring Syantik baginya.”

Salam Jemblem.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.