WALI KOTA TINJAU NORMALISASI SUNGAI SIKAMBING

MAJA BARUS. MEDAN — Di tengah teriknya matahari siang yang menyengat, Wali Kota Medan  bersama Wakil Wali Kota meninjau lokasi pengerukan Sungai Sei Sikambing di Jl. Tinta, Kelurahan Sei Putih (Medan Petisah) [Senin 27/8]. Peninjauan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pengerukan sungai yang telah dilakukan oleh Badan Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II dalam upaya mengatasi banjir yang selama ini dikeluhkan masyarakat setiap kali hujan deras tiba.

Selama ini aliran Sungai Sei Sikambing yang berada di Jalan Tinta mengalami penyempitan dan pendangkalan.

Kondisi itu menyebabkan aliran sungai melambat ketika melintasi kawasan tersebut. Akibatnya ketika hujan deras turun dan berlangsung cukup panjang, sungai pun tidak mampu menampung debit air hujan. Tak pelak air pun meluap dan menggenangi rumah warga sekitar dengan ketinggian air sekitar 50 cm-150 cm.

Selain menggenangi rumah warga sekitar, efek penyempitan dan pendangkalan itu juga berpengaruh dengan meluapnya Sungai Sikambing di Jalan Gatot Subroto, persisnya sebelah Perguruan Panca Budi, kawasan Jl. Dr Mansyur maupun Jalan Ring Road yang selama ini melumpuhkan arus lalu lintas. Oleh karenanya salah satu solusi mengatasinya pendangkalan dan penyempitan Sungai Sikambing di Jalan Tinta harus diatasi.

Dalam peninjauan yang turut didampingi Kabag Tapem Syahrul Rambe, Kabag Humas Ridho Nasution dan Camat Medan Petisah Parlindungan Nasution, Wali Kota pun tampak puas lantaran telah berhasil mengatasi penyempitan dan pendangkalan. Hasilnya pun mulai dirasakan warga sekitar, sebab ketika hujan deras terjadi, air hujan tidak meluap dan menggenangi lagi seperti sebelum pengerukan dilakukan.

Usia dilakukan pengerukan ini, Wali Kota berpesan kepada warga sekitar untuk menjaga kebersihan sungai sehingga tidak mengalami penyempitan dan pendangkalan seperti yang terjadi selama ini.

“Mari kita jaga kebersihan sungai dnegan tidak membuang sampah sembarangan lagi, sebab sungai bukan tempat sampah. Kalau warga ingin buang sampah, cukup tempatkan dalam wadah seperti plastik maupun goni taruh depan rumah masing-masing. Sampah-sampah itu akan diangkat petugas kebersihan,” kata Wali kota.

Warga sekitar langsung mengamini ucapan Wali Kota, sebab mereka tidak mau lagi menjadi korban langganan banjir. Selanjutnya Wali kota bersama Wakil Wali kota didampingi M Yudi Amrizal selaku Pelaksana Teknis Ops Sumber Daya Air (SDA) BWS Sumatera II meninjau pinggiran sungai. Usai peninjauan, Yudi pun minta bantuan Wali Kota untuk mengangkat material hasil pengorekan sungai yang telah dilakukan, termasuk sampah.

Permintaan Yudi pun langsung disikapi Wali Kota. Diperintahkan Wali kota, Dinas Pekerjaan Umum segera menurunkan alat berat dan truk untuk mengangkut lumpur dan sampah bekas pengorekan. Di samping itu Wali kota juga mendapat pengaduan dari warga sekitar terkait berdirinya tembok beton milik salah satu komplek pertokoan yang ada di pinggiran sungai. Selain ditengarai tidak ada izin, pendirian tembok juga memicu lambatnya aliran sungai mengalir.

Mendengar itu Wali Kota langsung memanggil Camat Medan Petisah untuk mengecek izin bangunan tembok.

“Jika tidak ada izin, langsung bongkar bersama dengan Satpol PP. Kita tidak mau kehadiran tembok akan memicu terjadinya banjir. Jadi sia-sia normalisasi sungai yang dilakukan pihak BWS Sumatera II ini,” tegasnya.

Usai peninjauan, Wali Kota dan Wakil Wali kota disambut warga sekitar dengan penuh antusias. Mereka mengucapkan terima kasih, sebab Pemko Medan dan BWS Sumatera II telah melakukan normalisasi.

“Alhamdulillah setelah dilakukan pengorekan, beberapa hari lalu terjadi hujan deras namun air sungai tidak meluap. Padahal sebelum dilakukan pengorekan, setiap hujan deras turun pasti rumah kami tergenangi air,” ungkap salah seorang warga sekitar.

Peninjauan Wali kota dan Wakil Wali Kota diakhiri dengan melaksanakan Shalat Ashar berjemaah dengan sejumlah warga sekitar di masjid yang berdekata di pinggir sungai. Sebelum meninggalkan lokasi, baik Wali kota maupun Wakil Wali Kota kembali mengingatkan warga agar tidak membuang sampah ke dalam sungai.

Sementara itu menuru M Yudi Amrizal selaku Pelaksana Teknis Ops Sumber Daya Air (SDA) BWS Sumatera II, normalisasi sungai telah dilakukan selama sebulan mulai 16 Agustus. Tugas mereka untuk mengatasi penyempitan dan pendangkalan sungai yang menjadi pemicu terjadinya banjir selama ini.

Dikatakannya, normalisasi Sungai Sikambing yang dilakukan sepanjang 2.500 meter dimulai dari Sungai Sikambing di Jl. Gatot Subroto (samping Panca Budi) sampai jembatan Jalan Danau Singkarak.

“Kita harapkan dengan normalisasi yang dilakukan, bentangan (luas) sungai nantinya masing-masing lebih kurang 17 meter,” jelasnya

Dalam melakukan normalisasi, tambah Yudi, pihaknya juga membutuhkan dampingan dari Pemko Medan terkait masalah sosial.

“Untuk masalah sosial ada wilayah ranah hukumnya. Alhamdulillah sampai saat ini masalah sosial tidak kita temukan, sebab warga sangat mendukungnya, termasuk Pak Mukhtar Panjaitan selaku tokoh masyarakat sekitar,” terangnya.

Di samping masalah sosial, Yudi juga menambahkan, pihaknya minta dukungan armada Dinas PU untuk mengangkut sampah dan lumpur bekas hasil pengerukan yang dilakukan. Apabila sampah dan lumpur itu tidak cepat diangkat, alat mereka akan kesulitan masuk untuk melakukan pengerukan.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.