Tomat Cherry Si Mungil Kurang Mendapat Perhatian

Laporan July Christy dari Berastagi

 

Kemarin [Sabtu 1/9], ketika berbelanja ke Pasar Berastagi, saya hampir melewatkan pemandangan akan benda bulat kecil berwarna kombinasi merah dan hijau. Mundur beberapa langkah. Saya cermatiĀ  benda tersebut, ahh… betul dugaan saya. Itu adalah tumpukan tomat cherry dalam kantong plastik berwarna kuning.

Seketika berkelebat kenangan akan tomat cherry ini, yang di daerah saya disebut terung keluat.

Tanaman buah ini dulunya banyak tumbuh sendiri di pekarangan belakang Nenek Karo saya, tanpa pernah diurus atau diperhatikan selayaknya tomat biasa. Merambat begitu saja pada tanah, tanpa penopang sama sekali, sehingga terkadang buahnya tergeletak di tanah yang berakibat buah mudah membusuk. Hal ini terjadi karena buah tomat cherry ini lebih ke penggunaan ke dua setelah tomat biasa sehingga tidak terlalu mendapat perhatian.

Sepengetahuan saya, rasa tomat cherry ini sedikit lebih asam dibanding tomat biasa. Lazim dimakan begitu saja atau sebagai campuran bahan membuat sambal, ditambah buahnya yang lebih berair ketimbang tomat biasa. Karena tidak ada penggunaan pestisida dan yang sejenisnya, tidak ada rasa khawatir ketika mengkonsumsinya secara langsung sekalipun tidak dicuci.

Kandungan buah tomat ini diantaranya adalah Vitamin A, C, serat, dan kaya akan antioksidan.

Saat ini belum ada yang membudidayakan tanaman buah ini secara khusus. Mungkin karena daya tahannya yang kurang atau mungkin karena belum ada pangsa pasarnya secara luas. Sementara dari referensi yang saya baca di internet, hypermart dan beberapa pasar swalayan masih membutuhkan pasokan akan jenis buah ini.

Mungkin diantara pembaca atau para reporter Sora Sirulo punya masukan untuk petani Karo akan masa depan terung keluat atau tomat cherry ini?



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.