Kolom Boen Syafi’i: DOLAR NAIK, FAKTANYA?

“Hore ….. dolar naik,” teriak para codot yang lagi bergelantungan untuk mendiskreditkan pemerintah saat ini. Ah mosok ngefek, kah? Lha, wong faktanya. Padahal codot-codot itu gak nyimpan uang berbentuk dolar. Dolar wae gak nduwe opo meneh poundsterling?

Codot-codot itu masih beli gorengan Rp. 2 ribu tiga, itu pun masih dinego. Jian kebacut tenan, khan?

Padahal codot-codot itu masih bisa beli beras, Sembako, es dawet dan lainnya dengan harga yang sama di saat kurs dolar masih 12 ribuan. Padahal codot-codot itu masih sanggup beli kuota seharga cemban, buat nyinyirin pemerintah saat ini. Padahal codot-codot itu yo masih kerjo, perusahaannya gak gulung tikar. Eh, masih ngikut bos Tionghoa yang seringkali dihinanya pula.

Padahal codot-codot itu masih beli BBM sepuluh ribuan, itu pun yang berjenis subsidi pula. Padahal codot-codot itu yo masih sering ngetrip dan foto cekrak-cekrik di tempat pariwisata.

Perbandingan kenaikan dolar saat jaman Suharto dengan Pemerintahan Jokowi saat ini tentu berbeda jauh.

Bila Jaman Suharto ngantum akan kebingungan mau makan apa. Lha, wong duwitmu sudah gak ada. Bila Jaman Jokowi, maka ngantum akan kebingungan pula mau makan apa. Lha, wong bosan dengan menu yang itu-itu saja. Akhirnya beli makanan di warunge Yu Waginem lah solusinya.

Koen seng sering teriak dolar mundak, mungkin pas jaman Suharto, bapak ibumu dulu masih pacaran. Sinau sejarah mblo? Ojo mia khalifah wae yang dijadikan solusinya.

Vangke Yang Gak Berteeviii.

Salam Jemblem..

One thought on “Kolom Boen Syafi’i: DOLAR NAIK, FAKTANYA?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.