Kolom M.U. Ginting: MASIH TENTANG TAHU GORENG (Tanggapan Atas Kolom Eko Kuntadhi)

Kolom Eko Kuntadhi ini (lihat di SINI) sangat bagus menjelaskan secara sederhana dan cepat bisa dipahami arti kenaikan nilai dolar AS belakangan ini. Terutama juga ada penjelasan singkat dari segi politik ekonomi Trump yang berlainan dengan politik lama AS yang tadinya didominasi oleh orang-orang globalis (NWO) anti nasionalis. Tetapi, sebagai  seorang nasionalis, Trump adalah penentang globalis, penentang The Establishment (penguasa ekonomi dan finans sejak AS merdeka 1776 dan yang sekarang disebut juga dengan istilah Deep State atau The Secret Government).

Presiden Roosevelt menamakan orang-orang The Establishment ini dengan istilah grup ‘finance element of the large centers‘.

Menurutnya, orang-orang ini sudah menguasai finans dan ekonomi AS sejak jaman kekuasaan presiden Andrew Jackson (1829) walaupun, kalau kita baca-baca lagi sejarah AS ini, sebenarnya sejak sebelum merdekapun finans element ini sudah menjajah AS dan menguasainya dari segi finans dan perkembangan ekonominya. Mereka inilah yang mencetak duit dolar sejak semula.

Dalam sejarah AS, ada 3 presiden AS yang mencoba mencetak dolar bagi pemerintah AS, melangkahi pencetak dolar privat itu. Dan ….. ketiganya presiden ini malang nasibnya, tewas dibunuh. Soal ini bisa dilihat di banyak tulisan di internet, salah satu di sini:

“Privately owned Federal Reserve Bank: How the Rothschild family controlled the printing of the Dollars?”

Walaupun pencetakan duit dolar ini sampai sekarangpun masih tetap di tangan orang-orang neolib NWO ini, tetapi dari segi lain, Trump tetap berusaha mengutamakan kepentingan nasional AS. Salah satunya adalah dengan mengenakan pajak barang masuk yang tinggi. Kepada fabrik mobil Toyota dan Ford yang pada permulaan kekuasaan Trump mau pindah ke Mexico, Trump bilang, produksi kalian tidak boleh masuk ke AS, atau dipajaki tinggi sehingga tak mungkin masuk ke AS tanpa kerugian yang mematikan.

“Akibatnya orang lebih untung menempatkan dolarnya di AS dibanding dengan di luar negeri. Dana yang tadinya berada di berbagai negara, lalu terbang kembali ke haribaan AS. Akibatnya terjadi kekosongan dolar di berbagai negara.” (Eko Kuntadhi).

 

Ini adalah satu kejadian luar biasa yang belum pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi sekiranya Trump tidak masuk Gedung Putih kalau yang berkuasa di Gedung Putih masih tetap The Establishment atau orang-orang neolib NWO itu. Pengusaha besar neolib pastilah akan tetap menanamkan dolarnya atau fabriknya di luar negeri, di negeri murah tenaga kerja, tetapi menjual barangnya ke AS pula karena pajak masuk murah atau tidak ada pajaknya sama sekali. Ini bisa terjadi dan sudah banyak terjadi karena mereka-mereka juga yang mengatur dan menetapkan berapa pajak barang import.

Politik nasionalis Trump yang mengutamakan kepentingan nasional AS dalam ‘America First’, bikin peraturan pajak masuk barang-barang luar lebih tinggi, maka fabrik-fabrik AS yang tadinya hijrah ke luar negeri terutama ke China berangsur-angsur kembali lagi ke AS. Inilah salah satu sebab utama mengapa pengangguran berkurang di AS. Kita masih ingat daerah-daerah Rust-Belt yang berkarat ditinggalkan oleh fabrik-fabrik neolib AS yang hijrah ke luar negeri tahun-tahun terakhir abad lalu sejak Tahun 1980an. Sekarang mulai lagi tumbuh dan berkembang.

Tidak ada negeri yang terasa begitu drastis penurunan jumlah penganggurannya akibat pergantian seorang presiden. Tetapi pergantian presiden kali ini memang luar biasa. Luar biasa karena dari NWO globalis  ke nasionalis. Belum pernah terjadi sejak Andrew Jackson itu. Biasanya hanya pergantian dari presiden D ke R atau sebaliknya. Dan, kita semua sudah sering baca bahwa partai D maupun partai R pemilik utamanya itu-itu juga yaitu ‘the party of money’, orang-orang neolib/ NWO itu juga.

Jadi politik nasionalisme Trump memang sungguhan dan sangat menantang bagi politik ekonomi global NWO, terlihat juga dari penentangan Trump atas semua organisasi internasional free trade seperti TPP, dan barusan saja dia gantikan NAFTA jadi persetujuan bilateral dengan Mexico. Walaupun perundingan dengan Kanada masih belum jadi, ini bikin PM Kanada tidak teguran dengan Trump sampai hari ini.

“Kita  akan saling mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari perundingan bilateral ini,” kata Trump.

Betul juga memang, mengapa harus orang lain yang merundingkan perdagangan antara AS dan Mexico. Bicarakan antara dua negara saja, yang mana yang menguntungkan. Kedua negara bisa menilai dan mempertimbangkan sendiri, tanpa campur tangan pihak ke 3 seperti NAFTA atau TPP. Dalam hal in,i nasionalis Jokowi juga bisa mengikuti jejak politik nasionalis sejati dari Bung Karno, yaitu dengan perundingan dagang bilateral atas prinsip Trisakti.

Pemerintahan nasionalis Jokowi bisa berjalan sejajar dengan nasionalisme Trump di AS dilihat dari segi kepentingan nasionalnya masing-masing. Tidak ada negara yang bisa mulus memperjuangkan kepentingan nasionalnya jika selalu dicampuri apalagi didominasi oleh orang ke 3 atau organisasi ke 3, seperti free trade organisations atau bankir internasional neolib NWO. Prinsip ekonomi Berdikari itulah yang bisa menyelamatkan dan mengangkat ekonomi nasional tiap negeri. Artinya, tidak didikte oleh siapapun dari luar sana.

Jokowi kelihatannya bertekad menjalankan ini. Semoga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.