Kolom Andi Safiah: DEBAT KUCING

Team sukses Jokowi perlu ditraining bagaimana merespon setiap issue dengan cara cerdas dan mendidik. Hanya dengan itu proses pendidikan politik akan berlangsung asik dan tidak pake melotot. Apalagi melahirkan perang urat “sarap” yang tidak perlu. Misalkan dalam merespon debat pake bahasa Inggris, jangan dilawan pake bahasa Arab.

Itu artinya, kedua kubu yang sedang bertanding sama-sama mempertontonkan kebodohannya.

Sudah sangat jelas Bangsa Indonesia sedangĀ mencari kepala negara dan UUD 45 pasal 36 sudah memerintahkan dengan jelas bahwa bahasa yang kita gunakan di negara yang berbentuk Republik ini adalah Bahasa Indonesia. Jadi, dalam setiap acara kenegaraan resmi gunakanlah Bahasa Indonesia.

Berdebatlah pada wilayah dan konten yang jelas. Misalkan, bagaimana agar pasal penistaan agama dihapus saja karena sudah melahirkan begitu banyak tindakan intolerant dalam masyarakat, juga pasal ini melanggar spirit Pancasila pasal 2 soal kemanusiaan yang adil dan beradab.

Atau issue seputar maraknya korupsi dalam tubuh partai politik lewat wakil-wakil terpilihnya di parlement. Problem seperti ini akan jauh mendidik rakyat dari pada ribut soal bahasa yang sifatnya sudah selesai.

Bangkitkan lagi issue pemisahan agama dan politik yang pernah diucapkan oleh President Jokowi. Atau soal ekonomi yang lagi lesu kurang kardus. Atau masalah pendidikan yang lebih banyak agenda “mengajinya” dari pada “mengkajinya”. Ini juga problem karena hanya melahirkan banyak tukang tafsir dari pada tukang kerja.

Banyak issue yang mendidik. Bukan malah bertengkar pada wilayah ngga jelas, akhirnya debat kucing.

#BetoooL!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.