Kolom Bastanta P. Sembiring: SERUAN DALAI LAMA ‘PESIKAP KUTA KEMULIHEN’

Soal Pernyataan Dalai Lama beberapa harii lalu [Rabu 12/9] saat mengunjungi Swedia yang mengejutkan kaum Globalist, sebagaimana ditulis di Kolom M.U. Ginting (Dari Swedia Dalai Lama Mengejutkan Kaum Globalis) (lihat di SINI), Dalai Lama berkata: “Setelah para pengungsi mendapatkan pendidikan di Swedia (Eropah) mereka perlu kembali ke negerinya untuk membangun negerinya masing-masing.” Peryataan Dalai Lama ini jelas politis, mengandung multi tafsir. Namun ada benarnya, bahkan banyak benarnya.

Kita ketahui, para pencari suaka ke Eropa, Australia dan Asia lainnya sebagaian besar merupakan asal dari Afrika dan Timur Tengah. Kasus utama di negeri asalnya adalah peperangan dan kelaparan.

Beberapa negara, utamanya di Eropa, membuka pintu bagi pencari suaka dengan berbagai alasan yang tak selamanya berkutat pada kemanusiaan. Mereka telah memikirkan untung rugi secara politis, ekonomi, dan dampak sosial. Dan, itu fleksibel, tergantung waktu dan kelompok yang berkuasa.

Tetapi, apakah kita juga telah memikirkan dampak berkelanjutan terhadap negeri asal mereka?

Afrika, Timur Tengah, dan wilayah belahan dunia lainnya akan terus berperang dan kelaparan serta menjadi penghasil manusia pencari suaka jika tidak ada niat masyarakatnya sendiri untuk mendamaikan dan memperbaiki negerinya. Ini yang perlu diingatkan dan disadarkan.

Ekspatriat yang telah mengenyam pendidikan dan kesejahteraan ekonomi di perantauan harusnya dapat menjadi agen-agen perdamaian dan perubahan untuk negeri asalnya.

Seperti halnya di Indonesia ada kita kenal dengan istilah “sarjana membangun desa”, atau di masyarakat Suku Karo ada istilah populer, “pesikap kuta kemulihem” yang jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, “membangun kampung halaman.”

Istilah pesikap kuta kemulihen ini tentu ditujukan kepada warga Suku Karo atau perantau asal Taneh Karo yang telah sukses secara pendidikan dan eknomi di perantauan. Mereka diharapkan dapat kembali untuk membangun kampung halamannya. Terjemahan saya atas pernyataan Dalai Lama itu, kurang lebih demikian.

“Eropah adalah milik orang Eropa,” katanya lagi.

Ini sebuah pernyataan yang bagi kaum globalis dan Main Stream Media (MSM) bisa dibilang “terlalu!”. Tetapi, perlu diingat, tidak ada pasti 100% individu bersifat globalist. Semua punya ruang khusus dalam dirinya, baik itu sukunya, agama, kota, negara, dsb. Pembicaraan itu hanya kita temukan di kelompok atau posisi mayoritas.

Bahkan Amerika dengan dominasi dunianya, mulai dari politik, pertahanan dan ekonomi, di era Presiden Trump harus kembali menyuarakan nasionalisme untuk menguatkan kembali kekuatan dalam negerinya.

Kaum konservaif Eropah tentu telah membaca dengan pasti akan dampak perubahan sosial di Eropah yang saat sekarang sudah terlihat. Semua bangsa-bangsa di manapun di dunia ini akan melakukan antisipasi terhadap semua kemungkinan ini.

Jadi, apa salahnya pernyataan Dalai Lama ini?

One thought on “Kolom Bastanta P. Sembiring: SERUAN DALAI LAMA ‘PESIKAP KUTA KEMULIHEN’

  1. Artikel ini sangat bagus menghubungkan bagaimana akurnya perubahan global dengan perubahan kampung halaman semua bangsa/suku bangsa.

    “pesikap kuta kemulihen”, wow diulangi oleh Dalai Lama dalam skala internasional, kaitannya dengan kaum pengungsi (refugees) di Eropah atau AS. Anjuran Dalai Lama ketika di Swedia 12-14 Septebmber 2018 secara tegas menyerukan agar kaum pengungsi (dari Afrika/Arab) bisa cepat kembali lagi ke negeri masing-masing untuk ikut serta membangun negeri dan kampung halamannya. Inilah cita-cita yang murni demi kebahagiaan manusia. Berlainan dengan agenda kaum globalis untuk mengacau dan memecah belah dunia dengan politik refugeenya.

    “The refugee migration crisis in both America and Europe is part of the globalist divide and conquer agenda, specifically designed to create racial tensions and conflicts between the native populations and the new arrivals. It also conveniently provides the perfect cover for yet more false flag terrorism in both the US and Europe.” bisa dibaca di artikel: “Divide and Conquer: The Globalist Pathway to New World Order Tyranny” di web globalresearch. Tujuan utama dalam agenda ini ialah memperlemah kekuatan nasional bangsa-bangsa dunia, kekuatan mana adalah musuh utama bagi neolib/NWO, dalam kontradiksi utama dunia sekarang.
    Maju terus Pak BPS, maju terus Karo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.