Kolom M.U. Ginting: ULAMA (Tanggapan Atas Kolom Nisa Alwis)

Secara bahasa arti ‘Ulama’ itu memang orang berilmu. Tapi yang berlaku umum adalah pengertian ‘istilah’. Di sini, Ulama ialah punggawa ilmu agama,” demikian Nisa Alwis menulis di dalam kolomnya berjudul MAKSA beberapa hari lalu di Sora Sirulo.

Lihat Kolom Nisa Alwis yang dimaksud di SINI.

Di samping punya ilmu, Ulama ini tentu juga tidak bisa dilupakan yaitu sifat dan pembawaannya. Ulama umumnya jujur atau dianggap jujur serta mengedepankan kejujuran dan ketulusan dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa jadi contoh dalam pergaulan masyarakat.

Saya jadi teringat kritikan Sandiaga kepada gubernur, kepala daerah yang harus fokus kepada pembangunan daerahnya dan tidak boleh ikut aktif berkampanye politik.

Lalu, Kang Emil (Gubernur Jabar) ingatkan bagaimana Sandiaga melanggar peraturannya sendiri ketika aktif berkampanye di Pilgub Jateng untuk memilih Sudirman Said. Sandiaga minta maaf kepada Kang Emil. He.. he.., ada jujurnya jugalah Pak Sandiaga dalam hal ini.

Tetapi, dia tidak jujur dalam pengeritikannya. Walapun ketika itu Sandiaga sebagai Wagub Jakarta, pastilah juga sudah jadi Ullama menurut definisi terakhir itu. Dalam hal ini, beliau menunjukkan sikap Ulama yang tidak jujur.

Dari segi sikap Ulama Buddha sejati Dalai Lama, sikap kasih sayang compassion, patut juga diarahkan kepada Sandiaga. Kasihan juga dia bisa dipermainkan sejauh itu oleh orang-orang yang berkepentingan, yang punya kepentingan politiknya jauh lebih berharga daripada Sandiaga sendiri. Itulah arah COMMPASSION sejati dari tiap manusia Indonesia mestinya, terhadap Sandiaga sebagai seorang manusia, terlepas apakah dia betul Ulama atau tidak.

Compassion bikin sleep well kata Dalai Lama. He he he . . . dibandingkan dengan sifat benci dan dengki yang bikin tidak bisa tidur.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.