Ir. Aripin Ginting Mengenalkan Wisata Kuliner

SERIULINA KARO SEKALI. PEKANBARU. Dengan Bahasa Inggeris yang pas-pasan Aripin Ginting bekerja sebagai pemandu wisata (tourist guide) di Medan sekitar tahun 1988. Sepulang kuliah nimbrung di sebuah penginapan seputaran Padangbulan. Semula berniat ingin melatih Bahasa Inggris secara gratis. Beberapa kali ikut berjalan bersama guide lainnya seperti ke Parapat, Bukitlawang, Berastagi dan perjalanan wisata di Kota Medan. Nah, dalam perjalanan wisata inilah Ir. Aripin Ginting terinspirasi untuk mempromosikan makanan daerah.

Saat itu dia buat traditional food yang sangat populer saat itu bagi wisatawan manca negara seperti dari Jerman, Belanda, England, Swiss, dan Amerika.

Bagaimana wisatawan asing mengenal traditional food? Mereka saling memberikan informasi. Aripin Ginting mereka cari dan tidak mau ke guide yang lain. Traditional food yang dipromosikan adalah Batak Traditional Food dan Karo Traditional Food temasuk tuak yang berlokasi di Padangbulan.

Kue-kue basah khas Medan yang juga digemari wisatawan mancanegara.

Lebih banyak berkesan di kalangan wisatawan adalah jajanan sore khas Melayu di pertokoan Kampung Keling, Medan. Aripin Ginting mensosialisasikan ke pedagang perihal wisatawan dan sebaliknya mengenalkan orang asing kepada pedagang.

“Hal yang ingin diketahui para wisatawan adalah mempelajari cara pembuatannya semua makanan khas Medan tersebut. Karena wisatawan cenderung menghargai proses pembuatannya,” ujar Ir Aripin Ginting.

Lebih lanjut dikatakannya, harga juga turut disosialisasikan kepada pedagang untuk menjaga kepercayaan wisatawan. Jelang beberapa saat rumah makan Suku Batak, rumah makan Suku Karo sudah memasang nama Traditionil Food dan pedagang suku Melayu sudah memberikan salam Hello Mister.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.