Kolom Boen Syafi’i: MAHASISWA CAP KARDUS YANG MERAJALELA

Dulu, di saat Reformasi 1998, para mahasiswa menuntut Suharto lengser dikarenakan kurs dolar naik 500% lebih. Inflasi membumbung tinggi. Harga Sembako melambung tinggi. Sedangkan UMR sangat rendah, KKN merajalela, anak presiden jadi menteri, merajai BUMN, memonopoli harga cengkeh dan lain-lain. Diktator, menyelesaikan masalah dengan cara menculik lewat kaki tangan menantunya.

Tidak ada ruang sedikitpun untuk mengkritik pemerintah. Sedangkan di tahun 2018, para mahasiswa, eh, malah menuntut Jokowi turun.




Padahal, dia berhasil membuat kebijakan BBM satu harga untuk seluruh Indonesia. Membangun infrastruktur secara masif di seluruh Indonesia, bukan Jawa sentris. Pemimpin yang sederhana dan juga sangat demokratis.

Anak-anaknya berjualan ala PKL, tidak nebeng kekuasaan bapaknya. Berhasil mengambil alih mayoritas saham Freeport, Chevron dan lain-lain. Harga pokok stabil dan ekonomi semakin berjaya.

Jadi bertinyi-tinyi, mahasiswa sekarang opo sering mbolosan tah sebenarnya?

Dulu, Suharto dilengserkan dengan banyaknya pengorbanan darah, nyawa dan air mata dari para mahasiswa. Eh, lha, kok sekarang si penculik mahasiswa 98 malah dipuja-puja?

Tapi yo wajar. Lha wong di saat Reformasi 98, para mahasiswa yang mendemo pak Jokowi ini masih berbentuk cairan putih seperti kecebong, dan sering dibuang-buang oleh bapaknya.

Salam Jemblem..




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.