Kolom Asaaro Lahagu: TERBUKTI! NOMOR 1 JITU BAGI JOKOWI, 2 TRAGEDI BAGI PRABOWO

Setelah beberapa hari angka 1 disandang Jokowi-Ma’ruf sejak 21 September lalu, angka 1 itu semakin trending; baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Ternyata angka 1 itu bukan sekedar angka satu. Angka itu terlihat sangat diincar oleh Jokowi sebelumnya. Wajar ketika mendapat angka 1 saat diundi di KPU, Jokowi kegirangan. Sebaliknya saat mendapat angka 2, Prabowo lesu.

Dulu di tahun 2014, Jokowi hanya mendapat angka 2. Artinya, belum layak nomor angka 1. Mengapa? Ia harus membuktikannya terlebih dahulu dengan bekerja keras. Jika berhasil, bolehlah ia mendapat angka 1 sebagai Capres.

Selama 4 tahun menjabat, Jokowi ternyata bisa bekerja luar biasa. Ya, bekerja siang malam. Etos kerjanya luar biasa. Ia hanya tidur 3 jam. Wajahnya memang lelah, namun ia terus bekerja. Ia bekerja untuk membangun dari Aceh sampai Papua.

Prinsip membangunnya adalah keadilan sosial. Pemerataan pembangunan. Tokoh Pemerataan Pembangunan yang diberikan oleh Kadin, layak ia peroleh. Artinya, dalam pemerataan pembangunan, Jokowi nomor 1. Ia pun sosok nomor satu soal blusukan. Kini angka 1 layak dimiliki Jokowi.

Angka 1 Jokowi erat dengan angka keutamaan. Jokowi utama dalam kesabaran dan kesederhanaan. Saat bertemu Prabowo di KPU, Jokowi tetap sama. Ia sederhana. Ia tetap senyum dengan tulus. Ia tetap rendah hati menghormati Prabowo-Sandiaga.

“Prabowo-Sandi, saya kenal sejak lama dan sudah berteman sejak lama,” kata Jokowi di KPU.

Jika dilihat ke belakang, angka 1 Jokowi telah ia buktikan. Walaupun sering dihina, Jokowi tetap menghargai lawannya. Ia nomor 1 soal kesabaran.

“Orang yang paling bahagia di Indonesia adalah Presiden Jokowi,” kata para pejabat China.

“Jika hinaan, fitnah yang dialamatkan kepada Jokowi dan hal yang sama dilakukan kepada Presiden China, mereka sudah digantung. Presiden adalah lambang negara. Tetapi, di Indonesia tidak. Walaupun dihina, Presiden Jokowi tetap sabar dan senyum,” tambah pejabat China saat berkunjung ke Indonesia.

Saat menerima Fahri dan Fadli untuk Bukber di istana beberapa waktu lalu, Jokowi tidak berubah. Wajahnya tetap memancarkan senyum yang tulus. Ia menghormati tamunya dengan ikhlas. Padahal, semua orang tahu bahwa kerja pokok Fahri dan Fadli di DPR adalah menyinyiri Jokowi.

Sejak menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta sampai ia menjadi Presiden, Jokowi tetap dengan hidupnya yang sederhana. Ia tetap Jokowi yang dulu. Ketulusannya membangun Indonesia tak pernah redup.

Keinginan Jokowi untuk sekali lagi menjadi Presiden, bertujuan untuk memastikan Indonesia terus membangun dan terus berlomba untuk maju. Ia ingin membangun Indonesia secara menyeluruh. Ia butuh satu periode lagi. Angka 1 lagi layak disematkan kepadanya sebagai ganjaran atas prestasinya.

Soal keluarga, peran nomor 1, ia lakoni secara mengagumkan. Ia memberi teladan hebat di keluarganya. Sampai detik ini, bisa dipastikan bahwa, baik anak dan isterinya, tidak terlibat bisnis dan kedudukan apapun di pemerintahan. Jokowi jauh dari korupsi.

Teladan hidup Jokowi itulah yang memacu orang-orang di sekitarnya berusaha keras membantunya.

“Saya membantu all-out Pak Jokowi, karena etos kerja dan karakternya yang anti korupsi,” kata Luhut Panjaitan.

“Saya mau menjadi Ketua Tim Sukses Jokowi, bukan karena visinya ke depan tetapi jejak rekamnya,, ucap Erick Thohir.

“Kami mendukung Pak Jokowi untuk periode ke dua, demi keberlangsungan pembanguan di daerah kami,” kata para kepala daerah di Padang, di Papua, di Maluku, dan ratusan daerah lain.

Mereka percaya bahwa apa yang dilakukan Jokowi akan membawa kebaikan untuk NKRI. Ada peluang amat besar bahwa di era pemerintahan Jokowi dan seterusnya bisa membawa Indonesia menjadi negara maju.

Di era pemerintahan Jokowi, tampaknya negara ini sudah sangat maju dalam berdemokrasi. Berbagai pihak telah kembali berjabat tangan. Jokowi telah memberi teladan dengan memulainya sendiri.

Saat ia menjabat tangan Fahri dan Fadli terlihat jelas bahwa rivalitas di negara ini menjadi cair. Pun saat ia berjabat tangan dengan Prabowo, SBY, PA 212, menandakan bahwa Jokowi adalah negarawan sejati. Ia adalah negarawan sejati nomor 1. Itulah pembuktiannya.

Tragedi Angka 2 Prabowo

Setelah beberapa hari angka 2 disematkan kepada pasangan Prabowo-Sandi, di sosial media bermunculan meme-meme yang mengerikan. Jejak digital dimunculkan kembali. Sebagian besar berbalik menyerang Prabowo.

Di tahun 2014, angka 2 habis diolok-olok oleh pihak Prabowo-Hatta. Ada tokoh agama yang menghubung-hubungkan angka ini sebagai angka sial dan bahkan angka setan. Sementara angka satu habis dipuji-puji.

Lucunya, angka 2 yang diolok-olok itu dulunya justru berbalik sendiri menyerang Kubu Prabowo. Angka 2 yang dulu diolok-olok kini terbukti dimiliki. Jika di tahun 2014 angka 2 diserang habis-habisan, kini di sosial media angka itu berbalik menyerang diri Prabowo-Sandi.

Benar kata pepatah. Apa yang ditanam, akan dipanen. Dulu di tahun 2014, Kubu Prabowo menanam kebencian pada angka 2. Kini hasil kebencian itu dipanen dengan luar biasa karena angka dua kini terbukti dimiliki sendiri. Artinya, apa yang dikritik itu pada tahun 2014 adalah diri sendiri sebenarnya. Inilah tragedi angka 2 Prabowo.

#JokowiLagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.