Sirulo TV: MENGUNJUNGI KEBUN BUAH PAK GINTING (Minas, Riau)

Liputan BASTANTA P. SEMBIRING (Jambi)

 

Perjalanan kali ini terjadi sekitar sebulan lalu saat reporter anda dalam perjalan dari Medan hendak kembali ke Jambi. Seperti biasa, dalam setiap perjalanan darat, kami menyempatkan diri singgah ke beberapa tempat; baik itu ke tempat wisata, tempat keluarga, atau pusat-pusat pasar/ perbelanjaan. Seperti biasa juga kami menyempatkan diri singgah di tempat mama (Bahasa Karo, saudara ibu). Orang-orang sekitar memanggilnya Pak Ginting, karena dia dari clan Ginting, atau juga dulu dia sempat dikenal dengan Ginting Kelambu karena semua ladangnya dia tutup dengan jaring (kelambu) agar terhindar dari hama penganggu tanaman.

Satu malam kami menginap di rumah beliau di Kelurahan Minas Jaya (Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau). Esoknya, kebetulan hari Jumat, harinya pasar pekan di Minas, mama kami ini berjualan di pasar. Kami pun turut serta.




Dia berjualan sayur, buah-buahan, rempah-rempah, dan hasil-hasil kebun lainnya. Tidak ada barang jualannya yang dia beli dari petani lain. Semuanya asli hasil dari kebunnya sendiri.

Sore harinya, sebelum melanjutkan perjalanan, kami menyempatkan singgah ke kebun beliau yang tidak jauh dari rumahnnya. Kebunnya ini berbatasan dengan jalan pipa milik Caltex (Cevron). Berseberangan jalan arah Selatan dengan areal Hutan Lindung dan Kawasa Konservasi Gajah Sultan Syarif Hasim yang dikenal juga dengan Sekolah Gajah.

Di tanah miliknya ini, seperti lahan-lahan sekitar, tentu juga dia menanam kelapa sawit. Namun, belum semua terisi karena beberapa kali tanamannya diserang oleh gajah-gajah yang terlepas dari pusat penangkaran. Setidaknya terhitung sejak tahun 2000 lalu. Gagal beberapa kali akibat serangan gajah dan hama lainnya, semangat dan niatnyapun kian mengendur untuk menanam kelapa sawit.

Namun, dari lahannya yang luas ini,ada sekitar 2 ha tanaman kelapa sawit dan puluhan hektar lagi seperti sudah tak terawat. Di tengahnya terdapat kebun buah yang setiap kali keluarga atau sahabatnya berkunjung akan takjub dan heran. Tidak menyangka di tengah kebun yang luas dikelilingi tanaman kelapa sawit dan semak sbelukar terdapat sebun buah yang ditanami beraneka raam jenis buah-buahan seperti jambu madu, jambu Taiwan (biasa, kristal berbiji, kristal tak berbiji, merah daging, merah luar dalam, dsb), belimbing, jeruk, durian, pisang, buah naga, rambutan, sirsak, dan lain-lain. Masing-masing jenis tanaman ini terdiri dari berbagai variasi rasa, warna, dan bentuk. Sungguh satu hal yang sangat menarik.




Selain tanaman buah, di lokasi ini dia juga pernah membudidayakan ikan. Sempat terhenti, namun akunya kepada kami, dia akan kembali menghidupkan beberapa kolam itu.

Kami juga sarankan kepadanya untuk membuka lokasi ini menjadi tempat hiburan/ wisata umum. Menurut kami, tempat ini sangat berpotensi. Dari lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, tidak jauh dari ibukota provnsi (Riau: Pekanbaru), sudah tersedia pula tanaman buahnya. Tinggal bangun beberapa sarana pendukung. Satu nilai lebih lainnya adalah, ketersediaan sumber air bersih yang melimpah.

Namun, katanya dia masih pikir-pikir, karena dalam peta pengembangan wilayah, sebagian lahanya masuk dalam proyek jalan TOL Pekanbaru – Dumai, bahkan menjadi salah satu gerbang keluar-masuk.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.