Kolom Boen Syafi’i: PECATUR ULUNG YANG BERWAJAH NDESO

Pecatur ulung biasanya hanya diam ketika musuh memainkan strategi offensif untuk memojokannya. Namun, di dalam diamnya, si pecatur ulung mengatur strategi maut untuk menerkam balik.

Hingga pada akhirnya membuat musuh yang keasyikan menyerang itu terkena ucapan sakti darinya: “Skak mat!” Walhasil, kekalahan telak harus diterima oleh musuhnya.




Sama halnya dengan Presiden kita saat ini, diakui ataupun tidak, label pecatur ulung itu memang pantas disematkan kepada beliau bersama dengan timnya saat ini. Visi misinya jauh ke depan. Sudah ada Plan B jika Plan A gagal. Sudah ada Plan C jika plan B gak berjalan. Itulah karakter seorang pecatur ulung sejati.

Mulai dari raihan divestasi saham Freeport, pengambil alihan Blok Rokan dan Blok Mahakam. Hingga takluknya Newmont setelah setengah abad berada di Indonesia. Dan, yang terakhir, si jendral (pecatan) itu terpaksa ikut masuk ke pusaran permainan Pakdhe. Dengan hadirnya dirinya, di acara yang dihelat oleh Negara Republik Rakyat China.

Tidak hanya itu, Prabowo sendiri ternyata mengakui hubungan diomatik dengan RRC teramat sangat penting untuk Indonesia. So, gugur sudah fitnahan tentang PKI dan serbuan TKA aseng ke Indonesia, dengan hadirnya si junjungan di acara yang dihelat oleh negara moyangnya komunis ini. Dan, untuk alasan utama, si biang kerok provokator Riziek Shihab tidak bisa balik ke Indonesia kemungkinan adalah: Bukan karena adanya intervensi dari Pemerintah Indonesia, tapi melainkan bahwa pihak Saudi sendiri ingin melindungi investasinya yang teramat banyak di NKRI.

Logikanya, mana mungkin si investor membiarkan usaha miliknya hancur dengan adanya provokasi yang bisa berujung kepada kerusuhan negara. Daripada si provokator membikin ulah, lebih baik “diamankan” di negerinya sendiri. Inilah bukti bahwa kekuatan ekonomi suatu negara, lebih berarti daripada hanya mengandalkan kekuatan militer atau alusista yang dimiliki.

Ternyata di balik wajah ndesonya, tersimpan pemikiran yang sangat jenius untuk memajukan bangsanya.




Woalah, waktu minggat ke sana wae dilakukan dengan penuh bangga, diklaim sebagai undangan sang Raja. Eh, nyatanya palsu adanya. Sepalsu ketika masih di jaman SMA, makan gorengan 5, eh mbayarnya malah 2.

Lha, seng telu meluuu sopoo, Wo Jarwo?

Salam Jemblem..



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.