Kolom Boen Syafi’i: SI TUNGKU LAGI EMOSI KARENA CUITAN “PKI BERSURBAN”

Kalau selama ini kita dibuat jengkel oleh cuitan ngustad Tungku yang cenderung hoax dan hanya sekedar asumsi belaka. Maka kali ini si Tungku dibuat marah, geram dan emosi, oleh cuitan seorang netizen. Kata si netizen:

“Pimpin kami sekali lagi bapak Joko Widodo, kami tidak rela negeri ini dipimpin oleh PKI bersurban, penampilan ustadz tapi otak iblis dan dajjal laknatulloh.”

Memang ada yang salah dengan perkataan netizen ini? Kok kesannya si Tungku sangat reaktif dan sangat emosi sekali. Apa gara gara ada kata surban di situ, dan mengidentikan bahwasanya surban adalah Islam dan Islam adalah surban?

Weladalah, kalau begitu Kyai Said dan para Kyai lainnya yang tidak bersurban bukan Islam, dong? Wihh anggapan yang kentir bin edian warbiasyah. Banyak kok manusia bersurban, namun ucapanya seperti setan. Dan banyak juga yang bergamis, namun hati mereka seperti ISIS.

Jadi, ya, jangan tersinggung kalau ada yang mengatakan kalian itu sebagai PKI masa kini. Soalnya, surban dan gamis yang seharusnya untuk tujuan mulia, ternyata hanya dijadikan kedok untuk perilaku yang hina. Menyebar hoax dan fitnahan malah dikatakan sebagai jihad, apa ini gak lebih dari kebiasaan PKI yang hidup kembali?

Sudahlah, PKI sudah menjadi bangkai lewat TAP MPRS nomor 25 tahun 1966 tentang pelarangan faham komunis di Indonesia. Yang ada sekarang adalah PKI yang ingin merubah idiologis Pancasila dengan memakai agama sebagai kedoknya.

Siapakah PKI masa kini? Merekalah yang sering berteriak teriak khilafah dan NKRI bersyariat setiap harinya. Ah, orang yang sering teriak-teriak bahwa PKI bangkit lagi itu seperti orang kayak gini: “Punya Istri namanya Ngatemi, eh ketika ngomong ke teman-temanya, ngakunya istrinya itu bernama Raisya”.

Khan Vangke namanya?

Salam Jemblem..

One thought on “Kolom Boen Syafi’i: SI TUNGKU LAGI EMOSI KARENA CUITAN “PKI BERSURBAN”

  1. “Jadi, ya, jangan tersinggung kalau ada yang mengatakan kalian itu sebagai PKI masa kini.”

    “PKI masa kini” . . . ‘komunisme’ abad 20, ‘radikalisme’ abad 21 . . . satu kesimpulan yang ilmiah tidak bisa disangkal! Jadi PKI masa kini adalah orang-orang yang tersinggung kalau dibilang ‘PKI bersurban’ artinya orang-orang radikal itu.

    Komunisme adalah alat divide and conquer sejak dicetuskannya Manifesto Komunis Marx 1848, jadi sudah 170 tahun genap tahun ini. Alat pecah belah satu ini sangat mujarab pada abad lalu dimana dunia sudah berhasil dibagi dua secara besar-besaran dalam pembagian blok barat dan blok timur. Dari situasi pembagian ini sangat mudah digerakkan berbagai kekacauan, seperti kudeta, pembunuhan pemimpin-pemimpin nasional bangsa-bangsa dunia, perang saudara, teroris, dst hanya dengan memakai alat ‘komunisme’. Soal ini bisa baca ulasan ilmiah prof Chossudovsky dari Ottawa University dan juga dari buku John Perkins EHM (Economic Hit Men) jilid 1, dan jilid 2 yang diperbarui, atau dari ceramahnya bisa dilihat di Youtube, googling saja.

    Perpecahan dan pembunuhan dan kudeta dengan alat ‘komunisme’ dipakai di Indonesia 1965. Orang-orang Indonesia yang sudah berumur mengetahui dengan jelas penggunaan ‘komunisme’ dalam peristiwa itu. Artinya siapa dibelakangnya, untuk apa dan berapa duit SDA melayang selama 3 dekade. Anak-anak muda bangsa yang melek internet juga sudah bisa membaca dan mengetahui secara mendeteil soal ini. Tidak ada lagi rahasia neolib/NWO yang tidak bisa dibaca di internet. Dan inilah faktor utama atau pukulan utama bagi era gelap neolib/NWO. Mind Control dan Brainwashing ‘being shattered piece by piece’ (Jon Rappoport).

    Dengan runtuhnya blok kuminis (blok timur) akhir abad lalu, berakhir juga penggunaan ‘komunis’ sebagai alat pecah belah divide and conquer dunia. Abad 21, penggagas pecah belah dunia ini memakai istilah lain atau alat lain menggantikan alat ‘komunisme’ yang sudah mapan dan begitu mantap selama 170 tahun, begitu mantap bikin korban manusia dan begitu mantap mengumpulkan duit dari situ yaitu perampokan SDA negeri berkembang dan pembungaan uang dari biaya perang dan dari biaya pembangunan kembali setelah perang. Semua masuk berlimpah ke bankir nentenir internasional, bankir neolib/NWO, bank IMF, atau World Bank.

    Alat divide and conquer yang baru yang dipakai pada abad ini untuk menggantikan ‘komunisme’ ialah ‘RADIKALISME’. Karena itu tidak perlu bertanya atau pura-pura bodoh siapa dibelakang RADIKALISME dan UNTUK APA. Cukup baca kembali siapa bikin KOMUNISME dan UNTUK APA.
    Radikalisme ini disesuaikan dengan situasi konkret tiap negeri. HTI khilafah, Wahabi, FPI, Saracen, 411, 212, Muslim Cyber Army, Nobar film 30 S PKI, Jokowi komunis, hoaks 5000 pucuk senjata, Panca Sila jadi Panca Gila, Teror Panci dsb di Indonesia, ISIS di Syria/Irak, Bokuharam di Afrika dsb sesuai dengan kesedaran utama publik setempat. Bokuharam tentu tidak cocok untuk kesedaran rakyat Indonesia, dan juga Saracen atau Nobar film 30S PKI tentu tidak cocok bagi Afrika atau Sirya.

    Radikalis yang bersurban adalah penjelmaan komunis dari abad lalu.

    Hebatnya dynamika way of thinking rakyat Indonesia ialah cepat sekali memahami perubahan dan perkembangan baru. Kalau sekarang sudah mulai tersiar bahwa radikalisme adalah penjelmaan komunisme abad lalu, seluruh pelosok negeri cepat melihat dan memahami. Dan berakibat sangat fatal bagi ‘komunis bersurban’ ini. Tinggal menunggu lagi apa langkah selanjutnya dari neolib/NWO setelah siasat ‘komunis bersurban’ ini tertelanjangi sepenuhnya.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.