Kolom Maria F. Anmuni: MENGAPA ALAM?  MENGAPA BENCANA?

Jumat 28 September lalu, bencana alam menimpa Palu dan Donggala (Sulawasi Tengah). Bencana gempa disusul tsunami ribuan korban nyawa. Mendengar berita itu dari media sosial, betapa hancurnya hati ini. Sabtu Pkl. 08.00 malam, sayapun mendengar lagu Ebit G. Ade Berita Kepada Teman. Saya ingat anak bangsa di Palu  dan Donngala yang kehilangan ayah bunda atau menjadi korban dalam bencana itu. Mengapa  di tanahku terjadi bencana?

Sepenggal lyrik dari judul lagu sang musisi kenamaan itu “Berita Kepada Kawan”. Saya mendengar sambil melihat berita di media sosial banyak korban berjatuhan menyisakan puing-puing reruntuhan di tempat bencana. Sendi kehidupan di sana rusak nyaris hilang.




Teringat saya pada pepatah bijak seorang suster Spayol: “Tuhan itu Maha Pemaaf. Manusia sering memaafkan dan sering juga tidak. Sedang murka alam takkan memaafkan.” Kurenungkan kata bijak ini. Banyak pertanyaan yang muncul dalam benak ini, Mengapa Alam?

Bumi, apakah kau telah letih memanggu kami karena kau semakin tua? Tanah, apakah kau sudah lelah menopang kami? Setiap hari kamu tak pernah marah dan mengeluh,pada kami yang terus berjalan di atas tubuhmu. Kami berpacu hidup di atasmu kau begitu kuat menopang kami. Kau menghidupkan kami dari tanaman yang hidup di atasmu, hingga kusadari kau adalah anugerah Tuhan bagi kami untuk tetap menyambung nafas kehidupan di bumi ciptaannNya ini.

Bumi sudah tua, yah kembali kupikirkan patahan lempengan di dalamnya membuat ambruk dan merenggut kehidupan saudara-saudara kami yang ada di Palu Donggala dan Lombok? Alam, kau begitu bersabar. Kau memberikan tumpangan yang indah. Laut, kau begitu indah untuk dipandangi. Airmu biru dan hasilmu memberikan kehidupan bagi kami. Kau tampak bersahabat ketika hari menjelang senja hingga semua orang banyak datang dan bermain denganmu. Kala senja kau meneduhkan pikiran banyak orang yang datang padamu. Dengan hembusan anginmu yang tenang dan membelai jiwa.

Tapi, mengapa sekarang airmu keluar dari tempatmu dan menghancurkan kehidupan saudara kami yang ada di Palu?




Seorang Ilmuan pasti akan menjawab pertanyaanku secara ilmiah,  tapi yang pasti ia tak dapat mencegah dan menolak bencana itu. Bencana alam adalah misteri. Ia datang kapan saja tanpa kita tahu ia datang merenggut apa saja termasuk manusia tanpa peduli siapa orang itu.

Kaya miskin tua muda kecil besar dan dari agama ataupun suku apapun. Inilah  yang membuat kita sebagai manusia peka terhadap saudara kita yang tertimpa bencana gempa dan tsunami. Bencana alam tak dapat dicegah oleh manusia hingga membuat luka mendalam bagi yang tertimpa.

Bumi pertiwi berkabung. Pertiwi kehilangan para orangtua yang masih harus bertanggungjawab bagi kehidupan anak-anak mereka. Pertiwi kehilangan generasi penerus bangsa yang masih mengejar cita.

Duka mereka adalah duka kami. Tangis mereka adalah tangis kami. Misteri bencana alam adalah rahasia Pencipta hingga hanya doa yang kami langitkan bagi saudara. Moga kamu yang berpulang diterima di sisi Tuhan. Bagi yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan.

Mengapa Alam? Mengapa Bencana? Kau membuat luka bagi saudara kami dan luka itu sulit sembuh. Luka yang kami rasakan juga. Palu Donggala Lombok kalian tak sendirian. Bapak negeri ini bersama jajarannya selalu bersamamu senantiasa memberikan bantuan fisik. Orang-orang di luar negeripun tak membiarkan kalian  menangis sendirian di Bumi Pertiwi dan kami saudara sebangsamu selalu mendoakanmu selalu dan memberikan bantuan semampu kami.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.