Kolom Juara R. Ginting: OPOSISI DAN KOALISI

Berdasarkan pengamatan pribadi saya, oposisi di negara-negara Eropah Barat berjanji kepada pemilihnya (meski kalah dalam Pemilu) akan “menempel ketat” koalisi pemerintah (yang menang Pemilu) dengan tujuan agar koalisi pemerintah tidak bertindak asal-asalan. Dengan cara seperti itu, para pemilih/ pendukung koalisi pemerintah pun ikut menyemangati oposisi untuk bisa menjadi kontrol terhadap koalisi pemerintah.

Di Indonesia, kayaknya oposisi berusaha, sejak awal (bukan berdasarkan penilaian atas kinerja pemerintah), MENGGULINGKAN koalisi pemerintah dengan cara ASAL-ASALAN (cara apa saja).

Yang penting kesannya pada rakyat bahwa pemerintah yang sedang berkuasa sama sekali tidak becus. Bahkan cenderung difitnah sebagai penghancur bangsa dan negara. Misalnya tuduhan PKI, antek aseng, anti Islam, dlsb. Dengan cara seperti ini, secara tidak sadar mereka MELUKAI perasaan pemilih dari partai-partai koalisi pemerintah. Dan, mereka tidak peduli itu.




Orang-orang di Indonesia mungkin tidak bisa membayangkan bila saja di Belanda pernah partai-partai oposisi mengadakan pertemuan sesama mereka bagaimana caranya menyelamatkan koalisi pemerintah agar TIDAK BUBAR. Akhirnya Oposisi berhasil menyelamatkan koalisi pemerintah dan rakyat menghargai mereka. Mengapa?

Bila saja koalisi bubar, maka Pemilu ulang harus diadakan. Itu membutuhkan banyak energi dan dana. Kalau bisa diselamatkan demi perekonomian dan kenyamanan seluruh rakyat, mengapa tidak?

Yang terjadi sekarang di Indonesia, bila koalisi pemerintah bisa dihancurkan dengan cara apapun, sampai-sampai dengan cara OPERASI PLASTIK sekalipun, mengapa tidak?




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.